Bagian 15

414 22 8
                                    

Minggu pagi yang dingin, kami sudah didalam mobil "kekasih" ku dr Fian menuju sebuah kawah, untuk refreshing.  Ini adalah ide mas Fian. Aku sebenarnya lebih senang stay di rumah dari pada bepergian. Tapi demi orang tercinta, aku turuti kemauannya.

"Andri, pernah gak kamu memimpikan akan pacaran dengan seorang dokter seperti masmu ini"
Pertanyaannya menimbulkan curiga dihatiku. Emang biasa aja pertanyaan itu. Tapi tak lazim bagi orang yang bercinta. Untuk apa nanya...

"Enggak mas....sama sekali tidak pernah"
Aku harus was was, jangan jangan cinta palsu

"Terlintas...."

"Enggak juga. Kenapa sih nanya nanya kayak gitu mas. Sudah jadian ya kita lihat kedepannya saja mas. Kan kuta saling suka. Sudah tau Andri, mas Fian itu seorang dokter, kenapa juga aku harus bilang, 'uhhh tidak pernah terbayang akan jadian sama dokter...., sudah jadian ya kita saling mengisi aja mas"

"Lucu aja sayang, kita bisa pacaran. Seorang dokter dan seorang manager hahahah"

"Apanya yang lucu....yang namanya jodoh kan bukan kita yang tahu mas"

"Kalau aku bilang, kita yang menentukan. Buktinya kita, aku menentukan Andri jadi kekasihku, aku jadi kekasihmu."

"Mas Fian, sepertinya ini bukan mas Fian yang berbicara dah. Apa dokter emang begini sebenarnya"

"Maksudmu opo toh Ndri"

"Dokter membuat aku takut. Kata kata dokter kemaren lembut, sekarang tertawa saja seperti singa. Dan kata kata MENENTUKANmu itu seperti mengandung makna mas" kataku heran.

"Lah emang iya Ndri, aku yang menentukan kau jadi kekasihku. Opo ono sing salah Ndri...hihihihi"
Aku hanya diam saja dia tertawa berkelebihan gitu.
Yang aku pikirkan, dia tidak pernah menyentuh aku, baik tanganku, atau bagian badanku yang lain.
Saat kucoba menyentuh pipinya sepertinya dia melihatku heran.

"Nopo mas gak iso nyentuh pipi kekasihku"
Kataku sedikit menciut

"Enak...."

"Apa yang enak mas"

"Sentuhanmu"

"Hahhahah...kalau begitu nanti malam dan seterusnya aku sentuh saja semua badan mu mas kalau mas senang. Kalau Aku gelian orangnya mas kalau ada yang menyentuh perutku"

"Wakakakaka...bedalah disengaja dan natural. Ini kan sentuhan sayang"
Mas Fian ini sebenarnya kayak gimana sih....tidak ada menunjukkan sedikitpun rasa cintanya. Mencium gitu atau membelai..
Sudah kucoba senderan di bahu kirinya, tapi sekedar memeluk pun tidak.

"Piye toh, malah ngakak. Apa yang lucu coba mas sampe ketawa seperti itu. Perutmu Andri, kalau aku gelitikin. Kubayangkan kamu tertawa ngakak hahahahaha"
Aku ikut tertawa.

"Mas Fian, Andri senang banget hari ini. Bisa lepas dari beban.
Mas Fian gak ada niatan mencium Andri, atau meraba raba Andri gitu mas?"

"Andri sayang, kita kan sudah pacaran, bisa kita lakukan nanti di rumah atau ditempat sekiranya nyaman buat kita"
Pacaran sih pacaran, justru pacaran itu nunjukin rasa suka dan senang. Hadehhhh....gak aku banget ini. Hambar.....
Kita yang mulai juga gak direspon...pacaran macam apa ini...

ANDRI DAN KISAHNYA The End. ( GAYLOVE)Where stories live. Discover now