Bagian 18

383 25 3
                                    

Kupandangi wajah Leon yang telah membuat aku semakin dewasa dalam berfikir, bias ketakutan yang tadi dia alami, masih tersisa.

"Bang Andri, ijinkan aku sebentar disisimu, untuk menghilangkan rasa rinduku ke kamu bang"
Kutarik tangannya biar dia duduk di dekat ku. Leon tidur di pangkuanku, air matanya menetes lagi.

"Kenapa menangis Leon."

"Enggak apa apa bang. Leon hanya terharu, bang Andri membiarkan Leon tidur dipangkuan abang. Serasa Leon, terlahir kembali untuk menemukan cintaku yang hilang"
Kuusap air matanya, kukecup keningnya dan bibirnya.
Kepalaku ditahan nya untuk tidak melepaskan ciumanku.

"Leon, ada waktunya untuk melakukannya ya"

"Bang Andri, tidak kita lakukan pun Leon sudah bahagia bang"

"Mau kamu menemani Abang malam ini Leon"

"Mau bang...mau...Leon mau. Atau kita ke hotel Leon saja bang. Leon takut, orang orang yang tadi mengusik abang"

"Kamu masih mau menerima abangmu ini, Leon? Kamu sudah tersakiti."

"Bang Andri, cinta dan sayang Leon tidak akan berubah walau apapun yang bang Andri lakukan sama Leon. Justru Andri yang merasa bersalah sama abang. Andri ingin menebus semuanya bang"

"Leon sayang....abang merindukanmu. Abang tidak akan melakukan kesalahan lagi sayang"
Pelukanku semakin erat buat Leonku. Hanya dia Yang bisa meluluhkan hatiku. Aku yang jatuh cinta padanya, sebesar cintanya padaku.

Suara mobil didepan halaman kontrakan ku, membuat pelukanku dari Leon terlepas.

"Dokter Fian, dokter muda ayo silahkan masuk" aku mempersilahkan mereka masuk.
Kusuruh Leon membuatkan minum untuk mereka.

"Maaf dokter atas kelakuan aku tadi. Sebenarnya Andri tidak bisa melakukannya kalau bukan karena emosi. Aku merasa kalian rendahkan aku, hanya karena cinta. Emosi sesaat sudah mencuatkan amarah dalan diri kita. Andri minta maaf ya dokter"

"Bang Andri aku yang minta maaf, telah mempermainkan nyawa abang. Ternyata bang Andri begitu baik. Aku minta maaf bang" tangis dan sujud dokter muda di hadapanku.

"Dokter, jangan lakukan itu. Tak pantas. Kita sama sama manusia, sederajad dimata Tuhan. Aku akan doakan kau dapat jodoh yang sepadan dengan kau dokter. Siapapun itu, doaku menyertai kalian"

"Terimakasih bang Andri"

"Dokter Fian, cara bermainmu, tidak kalah dengan sinetron di tv dokter, aku salut melihat aktingmu, Dokter bisa mebius aku sampai jatuh cinta. Tapi aku minta maaf atas tindakanku tadi pagi membuat dokter sengsara"

"Andri, sesungguhnya aku mencintaimu, tak bisa kubohongi diriku Andri. Pria tampan yang membuat hari hariku berubah. Biarlah aku bawa perasaanku Andri, karena kau sudah memilih Leonmu kembali. Aku minta maaf atas kelakuan aku padamu Andri..."

"Sudah Andri maafkan. Oh ya dokter muda, mas Fian hp nya Andri kembalikan. Tapi uangnya nanti aku transfer balik ya dokter muda."

"Tidak usah bang, itu tidak cukup membayar nyawa abang yang terancam. Aku sudah ikhlas untuk itu. Sumpah bang." dokter muda mengangkat tangannya menunjukkan keihlasanya.

"Tapi tetap aku balikin nanti buat modalmu cari jodoh."

Ketawanya seakan terpaksa, karena rasa malu atas perbuatannya.

"Mas Xavi, kalau perlu apa apa masalah mobilnya telpon saja ya, Andri siap bantu. Terimakasih, kita sudah bermusuhan, karena sesuatu yang tidak jelas, semoga pelajaran buat kita semua. Karena aku dan Leon mau berbulan madu ke dua, mohon maaf, bukannya ngusir ya, kami mau pergi juga"

ANDRI DAN KISAHNYA The End. ( GAYLOVE)Where stories live. Discover now