Bagian 41

301 19 1
                                    

Duduk di emper rumahku, sambil baca sms di hpku, Roy masih mengawasiku, supaya aku tidak pergi dari rumah.
Aku hanya bisa memperhatikan tingkahnya. Kadang aku tertawa geli sendiri...
Masa takut sekali, aku pergi.
Berlebihan memang.

Hp ku berdering. Nomor tidak dikenal.

"Hallo its me Andri, who is speaking. The number unregistered."

"Hai sayang...its me Fian. Your beloved."
Aku pergi agak menjauh dari Roy dan duduk dihalaman rumahku.

"Mas Fian. Sampe pake nomor baru hanya untuk menghubungi ku"

"Namanya juga usaha Andriku. Sepertinya mas mu sudah melewati batas rindu Andri. Mas mu sudah di hotel dari kemaren."

"Hah....gila kali ya. Beneran di kotaku atau berbohong ini" tanyaku heran.

"Iya Andri. Aku naik pesawat kemaren siang. Setiba di bandara, aku berusaha menghubungi kamu, tapi seperti biasa hp mu almarhum"

"Mas, jujur mas. Enggak guna kau membohongiku lagi" ucapan ku nada memohon.

"Mungkin, kau menilaiku pembohong besar, karena apa yang kau lihat sayang. Tapi sumpah demi apapun, aku tidak melakukannya dengan pria yang kamu lihat itu. Salah ku, kenapa aku bisa seakrab itu sama dia. Padahal bukan typeku. Aku hanya ingin bersamamu Andri. Sekarang aku sungguh sungguh disini"

"Mas, sebesar apapun niat mu untuk bertemu dengan aku, sebesar itu pula niatku melupakanmu mas. Maaf. Aku tidak dapat menemui mu"

"Andri, hanya sekedar melihat wajahmu saja, apa kau tak bisa datang"

"Jauh mas. Memakan waktu 7 jam."

"Aku masih setia disini, menunggu hingga kau datang Andri. Bila perlu, aku menginap di hotel ini, sampai kamu pulang nanti ke kota tempat kau kerja"

"Mas Fian....."
Aku menangis mendengarnya. Apakah aku harus luluh dengan usahanya. Apakah aku harus menerimanya kembali. Apakah akan kubiarkan kelakuannya bila kuterima kembali nanti...
Sakittt....hati ini perih rasanya...

"Andri sayang, berikan waktumu 2 menit saja untuk aku bisa mendekapmu. Rindu ini sudah terlalu dalam."

"Mas, besok pagi aku berangkat. Sampai kira kra pukul 14. Sms hotel tempatmu menginap"

"Ya Andri...iya sayang...segera kukurim" katanya bahagia.
Apa yang telah kulakukan.
Apa tidak salah keputusanku barusan.
Kenapa harus kulakukan..

*****

"Mak, besok pagi aku ke kota ya. Mau belanja buat Tahun baru."

"Tidak usah sayang. Biar abangmu yang pergi. Kamu di rumah saja, tak boleh kau pergi"

"Mak, tadi ada telepon dari kantorku. Katanya ada pertemuan, jadi aku ditepon biar datang. Nanti Andri susah naik jabatan" alasanku ke mamakku.

"Mamak tak bisa larang kau kalau begitu.  Tapi kau harus pulang secepatnya. Ini mau tahun baru"

"Iya mak. Tak lama nya"

"Bang Andri mau kemana?"
Roy benar benar mengawasiku.

"Abang mau ke kota. Ada pertemuan kantor disana. Abang sebagai manger harus ikut adekku. Kenapa? Kau mau ikut"

"Mendadak begitu bang"

"Abang juga tidak tau. Padahal abang cuti. Tapi katanya sengaja memilih kota kita biar abangmu bisa ikut"

"Roy antar ke kecamatan saja bang. Biar cepat sampe nya. Jam 5 pagi kita berangkat, biar dapat trip pertama."

ANDRI DAN KISAHNYA The End. ( GAYLOVE)Kde žijí příběhy. Začni objevovat