Bagian 10

480 25 1
                                    

Pemeriksaannya pagi ini akan aku tanyakan apa sudah bisa pulang apa belom.
Aku merasa sudah bisa rawat jalan.
Sudah bosan tinggal dirumah sakit. Lagi pula rumah kontrakan ku gak tau lagi bentuknya dalamnya bagaimana. Aku akan carikan pembantu nanti untuk membereskannya.

"Pagi Andri tampan"

"Pagi dokter ganteng. Dok, I'm sorry for i did avew days doctor. I emited ad that time. Sorry for that."

"Tidak apa apa Andri. Sudah kami berikan sanksi untuk itu"

"Dokter Viola, Andri minta maaf ya. Andri hanya tidak terima kata katanya yang menilai pasien rendah. Maaf ya"

"Gak apa apa bang sudah berlalu."

"Soalnya biar plong Andri pulangnya. Tidak merasa berdosa. Dokter sudah bisa pulang kan? Andri merasa sudah agak baikan. Andri mau berobat jalan saja. Bisa toh dok..." pintaku sama dokterku.

"Bisa Andri, nanti habis ganti perbannya dan saya kasih resep obatnya ya"

"Atau Andri ke prakteknya dokter saja bisa ya dok...biar tetap dokter ganteng ku ini yang nangani" pintaku memandang matanya. Aku suka sama dokternya, seandainya yang datang ke kamarku malam malam adalah dokter....ahhh....
Edan kowe Andri.....iku dokter loh....gak mungkin suka sama pria...
Ah dunia sekarang ini gak bisa menilai seorang homo atau hetero....siapa tau dia mau...hahahah

"Bisa Andri, nanti saya kasih alamatnya ya..."

"Makasih dokter...i like that"

"Ok Andri tampan, boleh pulang, jam berapa pun kamu mau. Biar tenang. Siap siap saja"

"Terimakasih dokter dan perawat, sudah melayani Andri seperti keluarga sendiri. Andri akan bawa kalian dalam doa Andri"

"Sama sama Andri. Jaga dirimu baik baik ya. Saya tunggu di praktek saya 2 hari lagi"

"Baik dokter."
Huffff...akhirnya aku akan pulang ke rumahku. Dimana aku bisa bebas berkarya. Bebas melakukan apa saja.

"Thanks God for all everything You gave to me." syukurku dalam hati.
Segera kuhubungi Mas Xavi. Mengabarkan aku sudah bisa pulang nanti jam 15.00 sore.
Tetapi dia tidak bisa membawa aku pulang. Kutawar jam 4 sore, tetap dia tidak bisa.
Inilah salah satu membuat aku tidak langsung bisa menerima kehadiran orang lain di hidupku.
Disaat aku butuh, mereka tidak ada waktu. Tapi kalau mereka yang butuh, aku harus meluluskan permintaannya.

"Ok lah kalau begitu.  I do it my self." kataku yang kudengar sendiri.

"Pak Andri, dokter Fiando minta alamat rumahnya pak Andri"

"Minta alamat aku?? Dokter yang menangani aku suster?"

"Ya pak. Dokter hanya bilang begitu"

"Pinjam pulpennya suster. Biar aku tulis"
Kuberikan alamatku dan nomor hp ku ke dokter ganteng ku...aku berharap dia bisa nginap dirumahku suatu saat.....ahaaaa....ngarep ya....
Aku santai santai menunggu jam pulang ku. Masih lama.

Kutelpon sobat kerjaku mas Berto, mengabarkan hari ini aku sudah bisa pulang.

"Syukurrrr....bang Andri sudah pulih. Nanti malam aku ke rumah ya bang sama istriku" begitu kata mas Berto dari seberang sana.

ANDRI DAN KISAHNYA The End. ( GAYLOVE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang