Bagian 19

364 25 1
                                    

"Kenapa abang lakukan ini pada Leon bang" bisiknya.

"Karena abang ingin kau bebas sayang. Abang tidak mau mengekang kamu dengan cinta abang."

"Tapi Leon maunya bang Andri, bukan yang lain"

"Aku tau Leon. Abang sudah bisa baca pikiranmu, Bukan satu pria saja yang kamu kencani selama kita berhubungan. Aku tau kau tidak jujur. Tapi aku tak mau mebahasnya sekarang. Lagi malas berdebat
Kalau kau mau melakukannya silahkan Leon. Aku disini bersamamu sekarang."
Leon tidak beraksi apa apa. Malah diam dan menangis.
Seperti yang aku katakan, tidak ada kesetiaan di dunia pelangi, mungkin termasuk aku. Aku tidak munafik untuk itu. Bedanya, ada yang mencari, sedangkan aku tidak menunggu pun mencari.
Aku sudah capek merasakan sakitnya terhianati. Lebih baik sendiri saja.

"Leon tidak mau bang, kalau bang Andri begini."

"Ya sudah, kita tidur saja. Kapan kapan bisa kita lakukan"

Sikap dingin ku ternyata bisa meredam hasratnya Leon. Pikiranku, biar dia mencari diluaran sana. Biar bagaimanapun, cepat atau lambat, perpisahan akan terjadi juga.

Sudah mendekati malam, tapi mataku tak bisa terpejam, sedangkan Leon sudah terlelap

Kutinggalkan Leon dalam lelapnya, aku pergi mandi menyegarkan diriku. Bayangan bayang manusia manusia yang sudah membuatku menderita batin menari nari di kepala ku saat shower membashi tubuhku.

Dokter Fian, setega itu dia kepadaku.
Ahhh memang aku yang salah...
Kenapa juga aku menyukai dia...
Dasar tolol kau Andri...
Makanya kedepannya tidak usah menyukai pria tampan.
Uhhh...auuu ahhh...

*****

Setelah beres berpakaian, aku keluar menikmati rokokku. Duduk di lantai emperan hotel bisa memandang bebas keluar lalu lalang kendaraan.

Hp ku bergetar, dokter Fian menelpon.

"Malam Andri"

"Malam mas. Ada apa mas nelpon aku"

"Judes amat sih Andri. Aku tau salah telah mempermainkan, tapi hati ini tak bisa bohong. Aku suka sama kamu Andri"

"Maaf mas, salah alamat dokter mengatakan suka sama aku."
Kumatikan telponku. Tiga kali dia menelponku tapi ku rejact terus.
Baru tadi pagi kejadian, berani berani dia menelpon. Kau pikir aku bodoh. Enggak la yauuu...

"Bang Andri kirain sudah pergi"

"Iya ini mau pergi, mau bangunin kamu gak tega, kamu tidurnya pulas"

"Bang Andri mau kemana? Kita di hotel aja bang"

"Enggak Leon, terimakasih tawaranmu. Ada yang abang mau kerjakan di rumah"

"Leon bisa ikut bang, Leon tidur dirumah abang"

"Tidak usah sayang. Aku ingin sendiri dulu malam ini"

"Bang Andri kok gitu banget sih sama Leon"

"Leon, please jangan mulai. Abang harus pulang, biar abang naik taxi saja ya. Kau baik baik ya. Ingat, kau boleh lakukan apa yang kamu mau, jangan hiraukan aku Leon. Abang pergi dulu."
Kutinggalkan Leon dengan kesendiriannya, aku ke jalanan mencegat taxi.

*****

Setiba dirumah, yang pertama kulakukan adalah mentransfer balik uang dokter muda yang ingin mencelakai diriku. Aku tidak mau jadi orang jahat seperti mereka. Kusisakaan sebagai pengganti lelahku sedikit di rekeningku.
Ku transfer kembali uang mas Xavi, dengan kusisakaan sedikit juga sebagai pengganti ongkos ongkosku.

ANDRI DAN KISAHNYA The End. ( GAYLOVE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang