prologue

334 43 26
                                    

"Ini si penulis seakan memberitahu, mempertegas karakter fiksi ini bukan cuma ilusi dia." Lalu cowok itu meletakkan kertas bertuliskan tinta hitam setelah membaca isinya, dan mencoba memahami maksud sesuatu dari sang penulis yang dituangkan ke dalam sebuah tulisan nyata, tulisan yang tersembunyi dengan rapi diantara paragraf-paragraf yang indah namun fana. Cowok itu mencoba mengkritik si penulis dengan keras, bahkan ketika tidak pernah meminta dia membaca karyanya, atau meminta ulasan.

Si penulis protes. Masih di tempatnya dia tak suka orang-orang menganggap tulisannya itu semena-mena.

"Nggak, ini di akhir si penulis ngasih tau semuanya cuma fiksi. Lagian, kata siapa ini karakter fiksi sih?"

"Bukannya ini isinya tentang satu orang?" tanya dia.

Zeeana menghembuskan napas kasar, karena akan selalu dihadapkan dengan cowok itu lagi.

Dia lalu turun dari kasur, berdiri di sebelah cowok itu untuk melihat kembali tulisannya kemarin di sebuah kertas, tepat setelah mereka berakhir.

Tebakan cowok ini mungkin memang benar, tetapi Zeeana hanya tidak ingin mengakui itu padanya, kemudian kini memainkan mata dan tampak berpikir.

"Iya, mungkin. Tapi ini gue yang buat gue pun yang bingung akhirnya."

"Tulis tentang gue, sekali ini."

"Tentang lo?"

"Iya. Besok harus udah selesai ya."

"Gak dulu. Ini gue nulis karena gabut doang, cuma asal. Kagak ngerti kan lo ini apa, gue pun sama. Udah deh lo main sendiri sana."

Mereka umur 18 di musim panas ini. Benar, mereka masih muda. Namun, Zeeana menggunakan kata main untuk mengusir cowok itu dari tempatnya, seperti kepada anak kecil yang tengah mengganggunya. Makanya itu yang membuatnya tidak selalu menyukainya.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Virgo (End)Where stories live. Discover now