12. fake love

64 16 17
                                    

Awalnya karena Virgo menunggu Sona piket kelas dan sekarang hampir selesai. Katanya karena perempuan itu tidak ada teman pulang untuk hari ini, dan hanya sekarang saja. Jadi, meminta Virgo menunggunya, kebetulan Zeeana tak ada PR lagi. Mereka akan pulang bersama kemudian.

Setelah Sowon meminta pada Virgo membantunya membuangkan sampah bekas anak kelasnya ke tong sampah yang lebih besar di dekat pohon, di sudut lapang karena tong sampah di sini sudah penuh. Jadi, tak enak dipandang.

"Neo, cewek yang pernah deket sama kamu dulu, dia sekolah di sini ya?" Namun, suara seorang perempuan menggema di kelas sebelah menahan langkah Virgo untuk membuang sampah, dan berhenti sebentar. Apalagi si perempuan memanggil lawan bicaranya dengan nama Neo, pacarnya Zeeana.

Virgo ingin tahu.

"Aku cuma sayang kamu kok, gak peduli sama dia lagi, bentar ya, Yuna."

"Awas kalo dia deket-deket kamu." Bahkan mereka kemarin pulang bersama, ternyata Yuna memang tidak tahu tentang itu.

"Gak mungkin."

"Kamu masih suka main ke sana?"

"Nggak." Maksudnya rumah Zeeana, kakaknya dan kakak Neo kan berteman. Virgo menarik napas, ingin segera dia mengambil cowok berengsek seperti Neo untuk dipukuli sampai habis-habisan.

Lalu perempuan itu keluar kelas lebih dulu. Dilihatnya Neo memilih beralih fokus pada seseorang yang adalah anggota osis, sedang bertanya padanya tentang sesuatu?

Neo terpaksa mengabaikan Yuna yang terus melangkahkan kaki pergi, di belakang mereka di sana, Virgo masih mengamati drama Neo itu.

"Yuna." Setelah usai dengan anggota osis tersebut, Neo mengikuti Yuna yang pergi dengan tas sekolah akan pulang.

Namun, melihat Neo yang menarik tangan Yuna dan berhenti beberapa meter di depan Virgo, membuatnya mengeratkan rahang semakin penasaran lagi. Dalam diam masih memperhatikan keduanya yang bertengkar hebat, bak pasangan kekasih, memang.

"Kamu aneh akhir-akhir ini. Alasan terus. Gak tau itu karena osis atau persiapan caketos, kamu lupa deh kayaknya aku pacar kamu. Kamu masih suka sama cewek itu, ya? Aku bahkan masih ingat dulu kamu nolak aku karena cewek gatel itu."

"Dengerin dulu. Aku gak pernah suka sama dia. Cuma deket karena dia adiknya temen kakak aku, kan."

"Alesan."

"Yuna," panggilannya berubah lembut.

"Aku liat kamu minggu kemarin di depan sekolah."

"Apa?"

"Kamu anterin cewek lain."

"Dia yang minta anterin, kakaknya kemarin gak-"

"Udahlah."

"Yuna."

Virgo mendesis, dia tak tahan tetap diam.

Langkahnya lebar mendatangi pasangan kekasih yang tengah bertengkar itu, daripada membuang sampah lebih dulu pada tempatnya Virgo saat itu segera melempar plastik sampahnya pada Neo. Membuat Neo tersentak. Apa-apaan? Yuna yang di sebelahnya pun langsung mundur, kini plastik sampahnya bertebaran di lantai koridor.

Jam sore seperti ini sekolah sudah lumayan sepi. Tinggal sisa sedikit orang lagi yang masih mempunyai urusan di sekolah, seperti ekskul dan kesibukan lainnya.

Jadi, kini hanya ada satu-dua orang yang berlalu-lalang.

Mungkin sebagian sampah basah seperti bekas minuman pop ice mengenai seragam Neo yang amat rapih.

"Sial," umpat Neo dengan suara yang sangat pelan.

Yuna terdiam, menatap pada cowok itu yang adalah Virgo, sudah tak akan kaget lagi. Namun Yuna lalu segera membantu Neo.

Virgo (End)Where stories live. Discover now