13. kencan buta

51 14 11
                                    

Kalau dulu Zeeana selalu mengeluh ketika ada PR, sekarang dia mengucapkan syukur karena sang guru memberi PR padanya. Matematika lagi.

Mungkin Zeeana sudah sedikit suka matematika dan bu Sri.

Sore itu ditemani langit mendung serta awan hitam yang telah bergumpal, Zeeana selepas membereskan alat tulis, buku dan Bu Sri tersayang keluar dari kelas lalu mereka selesai berdoa, sebelum itu Zeeana sudah memberitahu Virgo lewat chat kalau dia ada PR lagi. Cowok itu tak membalas, namun Zeeana tetap buru-buru keluar kelas, ternyata Virgo sudah di sana tengah menunggunya.

Sebelum tangkas menghampiri cowok itu yang sibuk dengan ponsel genggamnya, tapi tidak tampak membalas chat darinya? Ryuki segera menahan langkahnya yang hendak pergi, lantas Zeeana menoleh.

"Apa?"

"Temenin gue."

"Ke mana?"

"Kan ada PR matematika, emang—"

"Gue gak akan nyontek lagi."

"Apa?" Zeeana mengerut kening lalu Ryuki membisikkan sesuatu padanya tentang rahasia yang disimpan di belakangnya. Ryuki sudah membicarakan itu di grup, entah Zeeana tak membaca atau saat dia tidak ada, Zeeana baru mengetahuinya.

"Gue mau kencan buta," katanya.

"Hah?"

"Iya, Zee, makanya temenin, yang lainnya udah gue suruh ke rumah."

"Bentar."

"PR biar besok lagi, tapi itu si Virgo natap lo. Pergi dulu sana, minta izin sama dia." Ryuki melepas genggaman tangannya pada Zeeana dan mendorong agar mendatangi ke depan Virgo.

Zeeana mungkin hampir tersungkur ke lantai kalau tak mengendalikan diri, karena Ryuki tidak sabaran. Dia sekarang berdiri tegak di hadapan Virgo seraya tersenyum tipis.

"Zee, sorry ya sekarang gue gak bisa nemenin lo, gimana kalo besok?"

"Iya, kak." Ternyata dianya pun sudah tidak bisa.

"Oke. Thanks."

"Ke mana kak?"

"Apa?"

"Lo emang mau ke mana?"

"Ada urusan."

"Penting?" Zeeana terus bertanya, dia belum bertemu sang puas dan masih diam berdiri di tempatnya.

Tak ingin tahu atau peduli dengan masalah Ryuki yang kini memperhatikan Zeeana dari belakang mungkin sudah gelisah menunggu waktu, melirik ponselnya beberapa kali. Jam semakin menipis baginya dan Zeeana memperpanjang percakapan bersama Virgo.

"Lo ada PR lebih penting?"

"Enggak sih, kak, dikumpulinnya masih minggu depan."

"Oke. Gue duluan." Zeeana akhirnya melihat Virgo yang kini pergi tanpa tahu mau ke mana cowok itu dengan urusannya, punggungnya bahkan perlahan menghilang dari pandangan Zeeana dan dia tak berkutik, apa-apaan ini? Dia kecewa, sedikit, karena cowok itu berubah seolah tidak lagi peduli padanya. Zeeana cuma menghela napas.

Apa mungkin urusan Virgo lebih penting dari PRnya? Sepertinya memang benar begitu.

Ryuki langsung menarik tangan Zeeana dari belakang dan membawa temannya pergi tanpa henti.

"Lo gak baca grup, ya?" katanya.

"Kak Virgo keliatan kesel sama gue gak sih, muka dia masih kelihatan luka-luka juga."

"Apa?"

"Hah?" Zeeana bergumam sendiri padahal, lalu dia menggelengkan kepalanya. "Nggak."

"Iya, Virgo kan."

Virgo (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang