1. so what

219 39 53
                                    

Umur 18 cocok untuk masa-masa fall in love with someone, dan mungkin orang itu akan sulit dilupakan. Zeeana Serlin, kini harus sadar diri, dia dengan kapasitas otaknya yang sulit menerima materi dan berkarat sebab selalu tertidur saat guru memberikan penerangan di kelas, tinggal ulangan harian, Zeeana bak diambang kematian, makin cemas begitu melihat teman-temannya sudah mengumpulkan lembar ulangan.

Bu Sri, selaku guru matematika peminatan yang berdiri di depan, sudah bersiap-siap meninggalkan kelas. Hanya tinggal menunggu beberapa menit lagi setelah bel pulang berbunyi, dan hanya tersisa Zeeana yang belum mengisi lembar jawabannya sampai penuh, terus-menerus menggerakkan kakinya tak tenang. Setelah membawa kertas ulangan yang sudah selesai dikumpulkan di meja depan, pasti Bu Sri akan langsung pergi.

Keringat panas dingin pun terus bertetesan di pelipis cantik perempuan itu. Kakinya yang tak tenang seakan-akan sedang dikejar sesuatu, seperti hantu, namun dia dikejar waktu sekarang.

Soal terakhir adalah pembagian kurung. Dan Zeeana itu khas orang yang kalau menyelesaikan sesuatu dengan diburu-buru, dia malah akan semakin lambat selesainya, sebab pikirannya ikut kacau menenangkan waktu yang kian habis.

"Sial," umpatnya kesal dengan suara pelan. Dia melirik ke samping, teman alias sepupunya kini tidak seperti biasa sudah lebih dulu menyelesaikan ulangan hariannya. Menampilkan senyum bangga kepada Zeeana.

Sepersekon kemudian bel pulang berbunyi. Menyeruak gembira terdengar di kelas sebelah. Zeeana dengan seorang diri sudah terlambat mengumpulkan kertas ulangan hariannya, dia hanya dapat menghembuskan napas.

"Zeeana, 10 menit lagi, saya tunggu di kantor. Ingat nilai kamu saya kurangi karena terlambat lagi," ucap Bu Sri, Zeeana sudah menahannya untuk tidak terus gentar, dia hanya mengangguk, lalu Bu Sri keluar sembari membawa kertas ulangan siswa-siswi yang sudah menyelesaikan ulangannya.

Zeeana menghela napas usainya. Sudah terlambat mengumpulkan, nilai pun akan dikurangi, tapi tidak apa-apa, ini lebih baik daripada langsung di eliminasi. Tapi, menurut Zeeana sia-sia harus berusaha keras mengisi soal terakhir dengan benar.

Buru-buru Ryuki mendekati Zeeana, memperlihatkan senyum umum layaknya mengejek dan sombong karena sudah berhasil menyelesaikan ulangannya lebih dulu. Namun, setelah itu Ryuki membantu sepupunya mengerjakan soal terakhir. Tak tahu dengan pasti benar atau tidaknya. Setelah dipastikan semua selesai, Zeeana dengan diantar Ryuki menuju ke ruang guru.

Kantor masih ramai dengan guru-guru yang baru kembali dari kelas. Sebelum masuk ke dalam, suara Zeeana terdengar lembut mengucapkan salam.

Saking selalu telatnya dia mengumpulkan ulangan atau PR, Zeeana sudah tahu letak meja Bu Sri di mana, tapi beliau sedang tidak ada di tempatnya, tinggal tas warna hitam miliknya yang berada di sana. Zeeana mendekat, menyimpan kertas ulangan matematika peminatan tersebut bersama tumpukan kertas lain milik teman-temannya di atas meja.

Kemudian begitu hendak pergi, samar-samar ketika melewati meja di sebelah Bu Sri, Zeeana tidak sengaja mendengar suara laki-laki yang sedang bicara di hadapan salah satu guru kelas 12. Zeeana tebak guru itu adalah wali kelas si cowok tersebut, seperti sedang membicarakan tentang kuliahnya.

Namun saat menatap, Zeeana hanya mengenal sosok itu sebagai cowok yang sering berpapasan dengannya ketika di sekolah. Cuma itu. Jadi dia tidak terlalu peduli. Hanya cowok itu tampak familiar olehnya.

Zeeana kembali keluar. Melihat Ryuki yang kini sedang mengobrol dengan seseorang. Zeeana mendekat, kemudian tersenyum ketika netra milik mereka berdua beradu. Cowok itu, Saga.

"Eh, hai, kak."

"Saga lagi nunggu temannya. Iya, kan, kak?" Ryuki tampak mengolok kata-kata Zeeana yang kian selalu memakai embel-embel kak pada laki-laki tinggi bernama Saga di depannya itu.

Virgo (End)Where stories live. Discover now