28. SOS

13 4 0
                                    

Zeeana baru tahu bahwa Virgo Junaya, cowok yang hampir dikagumi oleh seluruh perempuan-perempuan di sekolah, kini Zeeana pun merasa sudah salah satu dari bagian mereka? Selain tampan nan rupawan, dingin, dan cuek bebek, namun pinter, dan diam-diam peduli, perhatian. Selain itu Virgo Junaya masih manusia biasa, usai menaiki wahana yang memacu adrenalin seperti hysteria Virgo pergi ke toilet.

Zeeana pun bingung harus tertawa atau turut kasihan, bahkan tidak menyangka Virgo akan sampai muntah setelah turun dari wahana itu. Padahal Virgo tadi kelihatan biasa-biasa as normal meski mengatakan dia takut ketinggian tapi Zeeana di sisinya membuatnya senang. Mungkin dia lagi menahan pusing.

Harusnya sekarang Zeeana tidak tertawa sih.

Zeeana segera memberikan botol minum pada Virgo, yang baru dia beli, begitu melihatnya yang keluar dari toilet dengan air muka yang pucat pasi, Zeeana iba.

"Kak, minum dulu." Zeeana lantas turut merasa bersalah. Dia kemudian membawa Virgo agar duduk dulu di kursi sekitar, istirahat di sana sebentar guna menghilangkan mual dan kepalanya yang mungkin masih pusing?

Virgo menerima botol minum dari Zeeana dan meminumnya. Namun harus mengabaikan dan hanya saling diam tak memberi Zeeana tenang. Zeeana khawatir Virgo akan kenapa-kenapa lagi karenanya. Seperti waktu yang kemarin lalu yang mereka berdua menerobos gerimis deras, mengantarkan Zeeana pulang dan akhirnya cowok itu masuk angin.

Honestly Zeeana takut cowok itu marah padanya gara-gara hysteria, menatap pada Virgo yang tak secerah seperti sebelumnya. Kalau sampai Virgo badmood, mungkin Zeeana pun akan turut begitu, sebab energi negatif lebih cepat menular.

"Lo gapapa?"

"Iya."

"Iya, apa maksudnya?"

"I'm fine, Zeeana. It's okay." Virgo sampai mengucapkan nama lengkap, tak seperti biasa dengan panggilan khusus itu.

"Kak, lo kalo pusing senderin kepala lo ke pundak gue sini. Gapapa berat, asal gak terlalu lama sih, soalnya nanti kebas pundak gue." Zeeana menawarkan, menepuk pundaknya sembari senyum tipis, berharap bisa mengubah raut muka dingin Virgo yang tak enak, keningnya pun merengut seolah-olah tak nyaman dengan kondisi sekaranh, lebih terlihat tertekan, namun kini berunah sedikit lembut.

"Gak usah," katanya.

"Beneran, gue gapapa."

“Gue pun gapapa."

"Sorry ya Kak sekali lagi." Zeeana semakin merasa bersalah kini.

"Stop feeling guilty, Ze, gue emang baru naik ginian, dan gue seneng itu sama lo." Mungkin Zeeana akan tak nyaman dengannya yang memang payah, Virgo berusaha menampilkan senyum dan terkekeh mencairkan keadaan yanh kaku di antara mereka.

"Oh, iya." Namun perempuan itu mengambilnya dengan baik, mencerna dan berubah lebih baik. "Sama Kak, paling gue naik kora-kora di pasar malam bareng temen-temen kali? Ini pertama kali banget buat gue. Lagian gue keliatan kayak berpengalaman?"

"Iya."

"Itu kelebihan gue dong padahal enggak." Efeknya zeeana langsung sedikit ceria lagi saat Virgo berhasil membuktikan bahwa dirinya sudah tidak apa-apa.

"Iya, lo cantik pun kelebihan lo."

Zeeana menanggapi tersipu, tak akan menganggap serius ucapan Virgo. Lagipula kali ini pun pasti cowok itu bergurau, dengan raut muka datarnya, siapa yang tidak tahu Virgo? Namun walau begitu Zeeana dengan senang hati menerima fakta bahwa dirinya cantik.

"Lo gak pusing lagi Kak?"

"Dikit."

"Mau cari makan?" Zeeana mengusulkan niat baik. “Gue traktir, gue kan kalah taruhan lebih dulu." Taruhan konyol lagi yang membuatnya sekarang kalah, Zeeana yang menantang zeeana pula yang tersisih. Dia sudah siap akan kehilangan uangnya dengan nominal besar di sini.

Virgo (End)Where stories live. Discover now