6. pinky promise

72 28 22
                                    

Beberapa minggu berlalu setalah lomba puisi itu usai. Hasilnya Zeeana menang dengan puisi terbaik dan paling menyayat hati diantara sekitar kurang lebih 100 siswa-siswi antar sekolah yang mengikuti lomba tersebut. Juara pertama. Zeeana mendapatkan itu.

Tentu, yang paling senang dan bungah selain kedua orangtuanya adalah Saga, sebab dia ikut merasakan menang, begitu pun Bu Lisnur dan teman-temannya.

Bahkan Bu Sri yang sering memberikan nilai minus padanya saat ulangan harian kemarin, kini memberikan Zeeana keringanan, yang lagi-lagi telat menyelesaikan ulangan tepat waktu.

Namun setelah pengumumam pemenang puisi itu, Virgo mulai mengusiknya, seperti sekarang yang sudah lebih dari satu minggu berlalu cowok itu menemuinya dan ingin bicara berdua, Virgo yang sebelumnya mengumpatinya kala itu. Kini meminta bicara lebih dulu. Virgo memang tak ada beda dengan satu tahun yang lalu.

"Gue mau ngerjain PR lo, tapi ada syaratnya," katanya, yang membuat Zeeana membelalak mata kaget mendengar itu pertama kali.

"Apa?"

Jadi Virgo memanggilnya sekarang bicara berdua di perpustakaan untuk ini, andai kalau bukan tempat seperti perpustakaan yang dia pilih untuk mengobrol, silent dan sepi pasti Zeeana sudah mengeluarkan segala kekesalannya pada Virgo, balasan beberapa minggu lalu, dengan kencang di sini.

Tapi ingat, perpustakaan. Ada satu-dua orang yang sedang duduk istirahat ke sini untuk mencari materi dan menyelesaikan tugas. Zeeana sampai heran kenapa orang-orang belajar di waktu yang harusnya istirahat.

"Gue gak akan ngomong dua kali."

"Maksud?"

"Lo denger gue kan tadi."

"Iya. Tapi lo ngomong itu sekarang serius?" Tampaknya Virgo memang tak ingin bicara dua kali untuk hal yang sama, di saat orang harus bicara seperti itu agar Virgo tak ragu dan memenuhi keinginannya. Dia pun mendelik mata. Zeeana sampai menyebut nama pencipta di dalam hatinya sebab berusaha sabar, saat cowok itu tak senang bicara dua kali.

"Oke." Zeeana menerimanya dengan baik.

"Jadi, deal?"

"Sebagai gantinya lo mau apa kak?"

"Jalan bareng lo."

"Apa?"

Sepertinya Zeeana salah mendengar untuk itu, dia sangat ingin Virgo mengulangi ucapannya dan menyadari percakapannya tak masuk akal.

Apa yang diinginkan cowok itu sekarang di sini?

"Kalo nggak sekarang-sekarang gapapa." Dengan mimik santainya, dia mengatakan itu, telah tahu bahwa Zeeana tak akan mudah menolaknya, tak seperti Virgo waktu itu.

Zeeana menghembuskan napas. Mungkin dia tampak konyol di depan Virgo sekarang.

"Kak." Zeeana sungguh tak habis pikir apa yang mengubah pikiran Virgo untuk mendatanginya dan sukarela akan membantu Zeeana menuliskan PR dan tugas-tugasnya nanti. Ada yang menawarkan diri seperti itu, Zeeana sih dengan senang hati menerimanya, tapi ini sebagai gantinya, tidak akan membuatnya mengharapkan lebih dari cowok seperti Virgo. "Kak, sekarang lo yang gak waras?"

"Kalo lo keberatan. Jauhin Saga, gantinya, deketin gue."

"Gue punya salah apa ya kak?" Zeeana sampai harus bertanya agar tahu salahnya apa dan ada di mana. Dia mungkin keliru setelah memaksanya mengabulkan keinganannya di depan ruang guru.

"Enggak." Tapi Virgo menggelengkan kepalanya dengan masih santai.

"Kak."

"Lo gak percaya?"

"Apa?"

"Pinky promise."

"Apa?"

Siapa yang tidak akan tertawa saat Virgo tiba-tiba mengulurkan tangannya dengan air muka datar dan dingin, seperti biasa. Lalu sekarang memberikan kelingking padanya, bak membuat promise dengan anak kecil atau itu pun adiknya, yang membuat Zeeana langsung tertawa, Virgo seperti main-main dengannya. Jadi, Zeeana terbahak-bahak dalam sunyi itu, mampu membuat satu-dua orang yang tengah mencari materi di perpustakaan langsung meneliti dan menatapnya sinis yang sedang gaduh.

Zeeana meminta maaf sebelum melihat lagi kepada Virgo, dan baru behenti tertawa.

"Gue keliatan gak serius?"

"Maaf, kak." Tatapannya lantas membuat Zeeana menciut.

"Gak usah ketawa. Jelek. Telinga orang-orang bisa berdarah denger ketawa lo." Justru Virgo membalas kasar, itu membuat Zeeana tampak kesal dan emosional namun dia meminta maaf.

“Iya. Sorry. Tapi kayaknya hindari kak Saga agak—”

"Menurut gue enggak."

Cowok itu memang kasar, memotong pembicaraannya sesuka hati. Zeeana kembali menghela napasnya, sungguh lelah bicara.

"Lo gak suka sama kak Saga ya. Terus kenapa gue harus hindari dia?" kata Zeeana. Membuat cowok itu bungkam seribu bahasa dan menurunkan kelingkingnya. Hendak melengos pergi karena Zeeana mungkin tak menganggapnya yang sedang serius, dia akan anggap Zeeana menolaknya yang sudah sukarela membuang-buang waktu bersama.

"Kak."

"Gue cuma butuh iya atau enggaknya dari lo."

"Oke, gue gak akan tanya itu." Pasrah Zeeana. Kesal lama-lama terus bicara dengan orang seperti Virgo, dingin, ketus, tak punya perasaan, serta menyatakan sesuatu yang menusuk hati. Selama ini Zeeana hampir dikelilingi oleh orang-orang bawel dan berisik, seperti teman-temannya, ibu dan ayahnya. Begitu berhadapan dengan Virgo, ini baru untuknya.

Virgo (End)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora