15. protonomali

43 12 4
                                    

"Jadi, lo gak bisa liat warna?"

"Gue cuma kesulitan membedakan warna-warna tertentu, biru, kuning atau red and green."

"Warna pelangi ya? Lo belum pernah liat pelangi dong?"

"Sekarang pelanginya ada di depan gue." Itu adalah Zeeana, warna-warni dalam hidupnya yang sudah sering dia dengar nama Zeeana dari orang lain yang bercerita padanya. Kini bak dunia artis dan fans, Virgo sebagai fansnya bertemu dengan Zeeana di dunia nyata. Cowok itu salah satu fans yang beruntung kan?

Zeeana hanya terkekeh, lalu menyuruh Virgo meneruskan bicaranya lagi, berharap dan memang membawa ucapan Virgo sebelumnya sebagai bahan jenaka, seperti modus belaka.

Namun, Virgo tampak serius dan bukan buaya yang sering modus.

"Akromasi kan buta warna total. Jenisnya ada 3 kalo gak salah, Monokromasi, Dikromasi, dan Trikromasi." Virgo semakin menepis ruang yang ada diantara mereka, memandangi netra Zeeana dengan lekat dan amat dalam.

"Si penderita monokromasi biasanya bakal langsung dianggap akromasi, sebab si penderita hanya memiliki satu sel kerucut atau semua sel kerucutnya tidak berfungsi, Monokromasi dibagi dua, rod monochromacy, and cone monochromacy.

Lalu Dikromasi, yaitu buta warna yang salah satu dari tiga sel kerucut tidak ada atau tidak berfungsi. Dikromasi ini dibagi 3, ada Protanopia, pengidap ini gak bisa lihat warna merah, atau biasa dikenal buta warna red and green. Lalu, Deuteranopia, yang gak bisa membedakan warna hijau. Dan Trianopia, itu keadaan ketika seseorang tidak memiliki sel kerucut gelombang pendek, biasanya sulit membedakan warna biru dan kuning."

Virgo sungguh menerangkan semuanya pada Zeeana, entah perempuan itu akan memahami makna-makna dari setiap kata-kata latinnya yang sulit dimengerti, tapi selama itu Zeeana dapat mencernanya dengan baik, apalagi pertanda mengangguk-anggukkan kepala dan intinya dia tahu.

"Terakhir, Trikromasi, pengidapnya memiliki tiga sel kerucut, tapi mengalami pelemahan dan keruskan mekanisme sensitivitas. Ini dibagi 3 lagi, Protanomali, kelemahan pada merah, Deuteranomali kelemahan pada warna hijau, dan Tritanomali kelemahan warna biru. Udah, paham Zee?"

Lantas anggukan kepala Zeeana sebagai balasannya berarti paham, walau pada pokoknya dia tidak mengerti penjelasan Virgo itu bagaimana, hanya memahaminya di kata kalau Akromasi adalah semacam penyakit, buta warna. Selama tidak ada di soal ulangan, kini dia mengerti.

"Pasti risih ya, Kak?"

Virgo mengulas senyum sebab Zeeana dapat memakluminya yang bicaranya sudah cukup, walaupun perempuan itu memasang muka bingung.

"Bibir lo senyum, gue keliatan bego banget ya?" Zeeana bertanya lagi.

Di sisi lain, Zeeana kagum karena Virgo mampu menerangkan itu bak seorang dosen biologi di depannya.

Namun, karena Zeeana menegurnya yang tersenyum lantas cowok itu langsung mengubah raut mukanya lagi, kembali dingin dan datar, menatap ke depan lalu tak bisa tak menatap sepasang netra milik Zeeana yang melihatnya iba.

"Lo ganteng, kalo senyum." Setelah itu senyumnya benar-benar hilang, ditelan meleburnya hati yang tak siap dengan kata-kata manis dari Zeeana. Virgo sedang menahannya, agar tak salah tingkah di sini. "Serius. Apalagi pas nahan senyum gini, tambah ganteng tau." Zeeana senang menggoda. Namun, itu benar-benar tulus dari hatinya.

Perempuan itu mulai mengembangkan sudut bibirnya tanpa sadar, tersenyum paling manis dan baik, seperti pada pacarnya waktu itu, Virgo yang datar hanya menatapnya sedang berusaha menyembunyikan jantungnya yang berdetak dua kali lipat lebih keras dari biasanya. Zeeana tak akan tahu. Zeeana bahkan menopang dagu, menatap pada Virgo, meneliti matanya, penasaran, apa benar cowok itu sungguh-sungguh menderita semacam buta warna. Jenis apa?

Virgo (End)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora