38. definite bond

1.9K 313 98
                                    


.

.

.

"AAAARGH hah.. ha HAHAHAHA"

Jaemin memporak-poranda lokasi portal tempat dimana para iblis bermunculan.

Memang Jaemin bisa membuat para iblis itu kalau dari nya dengan mudah. Tapi kondisi fisik Jaemin terlihat sudag di atas ujungnya.

Hidungnya sudah bercucuran mengeluarkan darah, matanya yang memerah. Kerutan yang bermunculan disekitar matanya. Tak lupa, urat-urat yang masih terpajang dan menyeramkan di daerah lehernya.

"HIIYAH

Jaemin menggumpalkan elemen angin dan membuat gumpalan itu menjadi padat layaknya bola.

Ia membuat sembilan gumpalan dari ekor-ekornya, dan Jaemin tanpa babibu melemparkan gumpalan angin itu pada seluruh iblis-iblis di hadapannya.

BOOM

BUARGH

"haha.. HAHAHAHAHA" Jaemin tertawa kehilangan akalnya dan menjadi lepas kendali.

"JAEMIN"

Teriakan Jeno terdengar, pemuda vampir itu mengeluarkan bayangannya mencoba menarik dan menahan pergerakan Jaemin.

Ia mencoba untuk menjauhkan Jaemin dari lokasi portal gelap itu dan mencoba menenangkannya.

SYAT

Tepat sasaran, bayangan miliknya telah mengikat Jaemin seutuhnya.

Jeno lalu menarik Jaemin menjauh dengan susah payah, Jaemin yang terikat menggeliat marah.

"ARGH AAA" Jaemin meraung, ia mencoba melepaskan ikatan bayangan milik Jeno.

Saat Jeno hampir berhasil menjauh, salah satu iblis mengacaukan semuanya.

Iblis dengan tubuhnya yang besar menyerang Jaemin membuat Jaemin dan Jeno terpental.

Alhasil, Jeno terbentur dahan pohon dan Jaemin yang membuat beberapa pohon rusak.

"iblis sialan, macam anjinggg" Kesal Jeno sebari menyikap rambut hitamnya yang terkena darah benturan di dahinya.

———

"h-hendery, minggur gue mau argh" Mark mencoba untuk meraih tubuh Haechan.

"lo mau apa Mark" Tanya Hendery sebari membantu Mark untuk mendekati adiknya yang sudah memejamkan matanya sedari tadi.

Hendery menangis? iya, lelaki itu menangis dalam diam tanpa mengeluarkan suaranya sama sekali.

"Hen.. entah ini bisa atau ga, gue berharap yang gua lakuin ini ada hasil"

"...hah?"

Mark menggenggam jari jemari Haechan yang sudah kaku dan dingin itu, setelahnya kedua mata Mark menjadi merah terang.

Bayangan akan masa depan yang ia lihat seperti saat ia dulu tak sengaja menyentuh Haechan, bayangan itu muncul kembali di pikiran Mark.

Mark melihat lelaki manis yang sekarang di ujung nyawanya ada di hadapan matanya.

Haechan, lelaki itu sedang tersenyum pada Mark sambil mengusap rambutnya. Posisinya, ia sedang berbaring di kedua paha Haechan.

Ia melihat dengan jelas kedua mata cantik Haechan sedang menatapnya dengan bahagia.

Lalu bayangan itu berubah menjadi Haechan yang menangis sambil memanggil namanya berkali-kali.

"takdir? ini kah takdir itu. Rasanya hangat, kedua mata itu benar-benar seperti kebahagiaan yang selalu ku cari selama ini.. apa ini? benarkah ini takdir?"

MS.C [ nct ] Where stories live. Discover now