03. Perjuangan

4.5K 715 56
                                    

[Happy reading!!]

[Happy reading!!]

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Permisi Pak..."

Agharna berdiri di depan sebuah toko. Dia memanggil pemilik toko dengan perasaan campur aduk. Dia sudah bertekad akan melakukan apapun itu untuk mendapatkan uang.

"Iya kenapa? Mau beli apa?" tanya pemilik toko tersebut.

"Saya gak mau beli sesuatu Pak, tapi apa boleh saya kerja di sini? Saya bisa bantu bersih-bersih."

Ya, Agharna tengah berusaha mencari pekerjaan. Dia berusaha bagaimana bisa hidup di dunia ini, membuang semua ketakutan dan keraguannya untuk bisa bertahan. Meskipun terkadang keadaan memukulnya untuk mundur.

"Maaf dek, tapi saya tidak buka lowongan. Lagian saya masih bisa lakuin sendiri." Tolak pemilik toko. Agha hanya tersenyum sambil mengangguk.

"Terima kasih banyak ya Pak." Setelah itu dia pergi, berusaha mencari tempat yang bisa mempekerjakan dirinya.

Apa ada orang yang mau menerimanya yang serba kekurangan ini?

"Jalan tuh pakai mata!!" bentak seseorang yang tidak sengaja tertabrak oleh Agha, hingga membuat Agha terjatuh.

"Maaf, sekali lagi maaf. Saya tidak sengaja." Agha meraba-raba letak tongkatnya yang terlepas. Agha tidak bisa berbuat apa-apa tanpa tongkat itu. Tongkat itu sama bernilainya dengan kehidupannya.

"Kamu buta ya? Pantes main tabrak-tabrak aja. Lihat baju saya jadi kotor tau gak!" kesal orang tersebut yang semakin memarahi Agha.

"Maaf..."

"Maaf-maaf doang yang bisa. Kalau sudah buta jangan nyusahin orang! Mana baju saya harganya mahal lagi." Orang itu masih marah-marah.

"Maaf..."

"Sudahlah, gak penting banget ngomong sama orang buta kayak kamu. Buang-buang waktu aja. Jauh-jauh kamu dari saya!" Orang itu menendang sesuatu yang diyakini Agha sebagai tongkatnya. Agha hanya bisa menarik napasnya sabar. Hanya sabar yang bisa dia lakukan saat ini.

Agha menarik napasnya lega setelah berhasil menemukan tongkatnya. Dia langsung berdiri dan mengayunkan tongkatnya itu. Kali ini dia harus lebih berhati-hati dalam melangkah, agar tidak ada lagi orang yang tersakiti olehnya.

"Bu, saya boleh kerja di sini gak Bu? Saya bisa cuci baju atau bisa bersih-bersih di tempa laundry nya Ibu." Agha kembali menawarkan diri untuk bekerja di salah satu tempat laundry. Dia berharap banyak untuk bisa diterima.

"Buta gini kamu bisa apa? Sana deh, saya tidak menerima orang buta. Lagian tempat saya sudah ada mesin cuci yang banyak. Buta aja masih sok-sok an bisa apa aja, mending kamu pergi aja deh, yang ada nanti kamu malah nyusahin saya!" Ibu itu menolak Agha mentah-mentah. Bahkan dia juga menghina fisik Agha yang tidak sempurna.

Hiraeth || Huang Renjun (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now