44. Extra Part: Story about Dean

3.7K 411 74
                                    

Selamat malam minggu bestieee!!

📢Baca note terakhir bakalan ada pengumuman penting, ada voting juga tolong bantu komen yaa chinguuyaaa 💌

📢Baca note terakhir bakalan ada pengumuman penting, ada voting juga tolong bantu komen yaa chinguuyaaa 💌

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

Apa yang terlintas saat mendengar nama Dean?

Andrean Putra Abimana atau yang lebih dikenal dengan Dean.  Putra semata wayang dari pasangan Diana dan Farel Abimana. 

Jika kalian penasaran kenapa hidup Dean tampak susah daripada hidupnya Auriga dan Agha, itu semua karena Dean harus berjuang seorang diri agar bisa survive di panggung dunia ini. Dia sudah didewasakan oleh keadaan di saat anak-anak seusianya masih bisa menikmati tidur siang dengan tenang. Hidup Dean tidak semudah apa yang terlihat.  Di saat umurnya baru menginjak usia 10 tahun, dia kehilangan sosok ayahnya untuk selama-lamanya. Belum lagi semenjak kepergian ayahnya, kesehatan mental bundanya ikut terguncang dan mengharuskan bundanya untuk tetap stay di rumah sakit hingga sekarang.

Tidak banyak yang tau memang terkait keluarga Dean, hanya teman-teman dekatnya saja yang tau mengenai kondisinya saat ini.

Tok tok tok

Pintu rumahnya diketuk dari luar. Dean melihat jam dinding yang menunjukkan pukul 5 sore, waktunya les privat Agha. Pasti yang mengetuk pintu itu adalah Agha, seperti biasanya. 

Dean membukakan pintu rumahnya dan tersenyum lebar saat tebakannya benar. Agha berdiri di depan rumahnya, sekarang dia sudah lebih bisa membedakan Agha dan Auriga. Kejadian dirinya yang dikerjain oleh Auriga membuatnya lebih hati-hati biar tidak terulang kembali.

"Datang sendiri?"

Agha menggeleng sambil menunjuk ke arah halaman samping rumah Dean. Di sana ada Auriga yang baru selesai memarkirkan motornya di samping mobilnya Dean. 

"Ya sudah yuk masuk, Auriga lo ngapain juga ke sini? Mau ikut belajar?"

Auriga jalan santai mendekati Dean. "Gue udah pintar."

"Belagu banget. Gak usah masuk deh lo," ucap Dean sembari menutup pintu rumahnya.

"Lo senang kan gue datang ke sini? Bilang aja sok gengsian banget sih. Lagian di rumah juga ngejomblo."

"Pala lo gue jomblo."

"Emang cewek mau?" tanya Auriga tampak tidak yakin.

"Anjir lo, gini-gini gue masih populer ya di kalangan cewek-cewek."

"Iyain aja deh daripada ngamuk. Gue mau numpang tidur doang kok, di rumah sepi gak asik."

"Bilang aja takut di rumah sendirian," tukas Dean yang lagi-lagi berhasil membuat Auriga menatap sewot Dean. Tapi memang benar sih, Auriga takut kalau di rumah sendiri. Lagian bosan juga sendirian, mending ikut Agha les di rumah Dean biar dia sekalian bisa ribut sama Dean.

Hiraeth || Huang Renjun (SUDAH TERBIT)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz