32. Hold me now

2.8K 585 165
                                    

[Happy reading!!]

"Agha gak mau keluar? Keluar yuk, kita makan bareng

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Agha gak mau keluar? Keluar yuk, kita makan bareng." Abel mengajak Agha keluar dari kamar.

Agha menggelengkan kepalanya. Dia malas keluar, lagian gak ada Auriga juga. Dia butuh Auriga sekarang bukan yang lain. Dua minggu tanpa Auriga gak semudah yang dia pikirkan. Padahal sebelum ketemu dengan Auriga, dia memang bisa percaya diri untuk berdiri di dunia ini. Hanya saja setelah bertemu dengan Auriga, semuanya terasa lebih menyenangkan. Semuanya terasa lebih mudah jika ada Auriga.

"Makan dulu yuk, kamu dari pagi belum makan."

"Auriga dimana bang?" tanya Agha pelan.

"Agha pengen ketemu sama Auriga... Auriga apa kabar ya bang?" tanya Agha sedih. 

"Auriga pasti sekarang juga kangen sama Agha, dia pasti baik-baik aja. Kita tunggu dia siap untuk balik lagi ke sini ya? Kalau dia udah balik, kita sambut dia. Kita kasih pelukan yang erat biar Auriga gak pergi lagi, Agha mau kan?"

Agha mengangguk cepat.

"Sekarang Agha makan dulu, biar nanti kalau Auriga pulang ada tenaga buat mencegat Auriga biar gak pergi lagi. Makan yuk, Bibi tadi bikin soup ayam. Kamu pasti suka," bujuk Abel.

"Mau makan sama Auriga," lirih Agha tetap menolak makan sendiri. Dia beneran mau bersama Auriga, hanya Auriga.

"Sama abang dulu deh, nanti baru sama Auriga. Ya?"

Agha menggelengkan kepalanya.

"Papa aslinya memang jahat ya sama Auriga?" tanya Agha tiba-tiba.

Abel memegang tangan adiknya itu.

"Papa kebawa emosi. Papa itu sayang banget sama Auriga. Kalau Papa gak sayang, gak mungkin Papa menolak permintaan abang buat bikinin kamar sendiri. Papa tuh belum terbiasa kalau si adek tuh kembar meskipun Papa dari awal sudah tau kalian kembar. Papa belum bisa bagi perhatiannya, apalagi Papa baru saja ketemu sama kamu."

"Terus kenapa Papa gak cariin Auriga sampai sekarang? Kasian Au di luar sana sendiri."

Abel menghela napasnya. Dia juga ga tau alasan kenapa Papa sampai sekarang gak pernah mencari keberadaan Auriga.

"Kamu jangan benci sama Papa ya. Papa mungkin sekarang lagi sibuk di perusahaan. Ditambah sekarang Papa harus ngurusin perceraian juga. Terus juga harus update masalah kesehatan mata kamu. Kita doakan aja Papa bisa sadar kalau tindakan Papa kemaren ke Auriga itu salah besar. Abang yakin Papa pasti sadar dan gak akan ngulangin hal itu lagi."

Hiraeth || Huang Renjun (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now