05. Malam minggu

3.2K 551 40
                                    

[Happy reading!!!]

Agharna berada di toko bangunan tempat dia bekerja untuk menghancurkan batu bata

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Agharna berada di toko bangunan tempat dia bekerja untuk menghancurkan batu bata. Dia akan datang ke toko bangunan apabila disuruh. Apapun akan dia kerjakan asalkan halal dan dia mampu mengerjakannya.

"Hari ini akan ada pembukaan proyek di depan, ini peluang bagus sekiranya mereka membutuhkan bahan-bahan material."

Agharna tidak sengaja mendengar Bapak pemilik toko bangunan sedang berbincang dengan karyawannya.

"Memang proyek apaan Pak?"

"Kabarnya bakal bikin bendungan sama jembatan layang. Bagus deh, kalau ada bendungan gitu kan desa kita jadi gak rawan banjir dan listrik di desa kita juga merata."

"Benar juga Pak. Lagian kalau ada bendungan kita juga tidak akan kekurangan air kalau musim kemarau datang."

Agha hanya diam mendengarkan, sambil tetap melakukan pekerjaannya. Terkadang bapak pemilik toko bangunan meminta Agha untuk ikut merapikan pasir, batu bata ataupun tumpukan karung semen yang tidak tersusun rapi.

Sepulang dari kerjaannya di toko bangunan, biasanya Agha akan membantu pemilik ternak untuk mengurus dan menggembala ternak di lapangan. Walaupun hasilnya tidak seberapa, tetapi masih cukup untuk membeli keperluannya agar bisa makan di hari itu.

"Agha!" panggil seseorang yang sudah dikenal Agha. Suara perempuan yang selalu ceria dan bahagia.

"Agha sudah selesai kerjanya? Mau pulang sekarang gak?" tanya Rindu yang memang kebetulan baru pulang les.

"Sudah selesai kok, sebentar." Agharna berdiri sekalian mengiring beberapa ternak untuk diantar kembali ke kandangnya. Rindu juga ikutan membantu dengan sukarela.

"Agha tau gak? Tadi Aydan dimarahin loh sama Ibu guru karena ketahuan makan di jam pelajaran." Beginilah Rindu, selalu punya topik untuk diceritakan kepada Agharna. Hal itu berhasil membuat Agharna tersenyum.

"Oh iya? Memang Aydan kenapa bisa ketahuan?" Agharna akan selalu memberikan respon yang antusias akan setiap cerita yang Rindu berikan, seperti saat ini.

"Masa kotak bekalnya langsung ditaro di atas meja, dia kan duduk paling depan. Tuh anak kadang suka aneh."

"Sepertinya Aydan sudah lapar banget." Agharna tertawa membayangkan bagaimana Aydan dengan nekatnya makan di jam pelajaran.

"Nah iya benar. Berani banget makan di kelas, bener-bener deh. Kamu gimana hari ini? Baik-baik aja kan?" tanya Rindu melempar pertanyaan agar Agharna mau bercerita.

"Baik kok, tadi dikasih tips sama bapak pemilik toko bangunan karena sudah bantuin merapikan tumpukan semen." Agharna tersenyum senang menceritakan dirinya yang barusan mendapatkan uang lebih dari pemilik toko bangunan. Hal yang sangat dia syukuri.

Hiraeth || Huang Renjun (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now