16. What should I do?

2.9K 577 70
                                    

[Happy reading!!]

Pagi ini Auriga diantar oleh Papa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pagi ini Auriga diantar oleh Papa. Setelah perdebatan kemaren, Papa tidak henti-hentinya minta maaf kepada Auriga. Papa bahkan menemani Auriga tidur di kasurnya. Malam tadi Auriga sudah bertanya  kepada Papa terkait hal yang harus dia ketahui, tapi Papa bilang sekarang belum waktunya.

"Adek nanti pulangnya minta jemput si abang aja ya."

"Adek naik bis kota aja Pa kayak biasa." Tolak Auriga pelan. Ekspresi Auriga masih datar, tidak seperti biasanya.

"Dijemput aja ya? Nanti Papa telpon si abang."

"Naik bis aja Pa," ucap Auriga.

"Ya sudah, nanti kabarin Papa ya kalau udah pulang."

Auriga mengangguk pelan.

"Adek masuk dulu Pa kalau gitu." Auriga langsung pamit dan salim kepada Papa. Tak lupa dia mencium tangan Papanya itu, dan Papa seperti biasa mengacak rambut anaknya itu.

Auriga langsung keluar dari mobil. Dia menghela napasnya berat apalagi setelah melihat mobil Papa pergi dari lingkungan sekolah.

Dia melirik jam tangan, 5 menit lagi sebelum jam pertama dimulai. Auriga menengadahkan kepalanya. Entah kenapa dari kemaren rasanya matanya sangat berat dan mudah berair. Dia mengatur napasnya sebelum melangkahkan kakinya memasuki sekolah.

Ting!

Sebuah pesan dari nomor tak dikenal, lagi. Pasti orang misterius itu.


0853682627xx

|Orang yang ada di Desa Laringan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

|Orang yang ada di Desa Laringan


Langkah Auriga langsung berhenti. Foto itu. Dia merasa tidak pernah di foto seperti pesan yang dikirim. Kenapa orang misterius itu mengirimkannya foto dirinya sendiri?

Auriga segera menghubungi nomor orang misterius itu tapi nomor itu langsung tidak aktif. Hal itu membuat Auriga kesal.

Apa maksudnya ini? Otaknya berasa diputar paksa pagi ini. Jantungnya berdebar kencang, entahlah dia juga ga tau kenapa.

Hiraeth || Huang Renjun (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now