06. (Tidak) Malam minggu

2.8K 513 21
                                    

[Happy reading!!!]

Abel sudah ada di depan sekolah Auriga

ओह! यह छवि हमारे सामग्री दिशानिर्देशों का पालन नहीं करती है। प्रकाशन जारी रखने के लिए, कृपया इसे हटा दें या कोई भिन्न छवि अपलोड करें।

Abel sudah ada di depan sekolah Auriga. Dia berhenti di depan halte. Semua orang apalagi anak cowok-cowok langsung menatap kagum motor Abel, sementara anak cewek tentunya menatap kagum Abel. Dia masih duduk di atas motornya. Honda CBR250RR. Motor yang diprediksi harganya sekitar 61 juta hingga 73 juta.

"Itu muka kenapa lagi astaga bang!!"

Auriga baru datang langsung kaget bukan main saat melihat muka Abel yang babak belur.

"Habis berantem? Sama siapa lagi?? Kalau Papa tau pasti Papa marah besar sama abang," tanya Auriga khawatir dan gak habis pikir sama Abel. Sehari kalau gak berantem kayaknya gak tenang deh hidup Abel.

"Gak usah banyak tanya, buru naik." Abel melemparkan helm kepada Auriga. Dia menutup kaca helmnya dan menghidupkan motor kesayangannya itu.

Auriga langsung naik, masih penasaran. Abel melajukan motornya dengan kecepatan cepat.

"Jangan cepat-cepat bang! Nyawa adek cuma satu!!!"

Abel tidak mendengarkan teriakan adiknya itu, malah makin menambahkan kecepatan motornya.

"ANJIR ABEL!"

Abel langsung tertawa, itu tujuannya. Sementara Auriga memukul punggung Abel biar memelankan motornya dan bawa motor gak usah ugal-ugalan.

"Lo kalau mau mati gak usah ajak-ajak gue!!"

"HAHAHAHAHA."

"GAK USAH KETAWA LO!"

Auriga memukul keras punggung Abel hingga bunyinya terdengar jelas. Abel puas banget kalau Auriga sudah lepas kontrol. Senang aja dengar adiknya itu udah ngebuang peraturan utama di keluarga Effendi.

"GUE DOAIN PAPA DI RUMAH BIAR LO DIMARAHIN!"

"BIARIN!"

Abel kembali melajukan motornya dengan cepat dan memotong dengan cepat mobil yang ada di depan. Hal itu berbarengan dengan mobil yang melaju cepat ke arah mereka, tapi Abel langsung berbelok lincah dan kembali ke jalan yang seharusnya.

"ABEL ANJIR GUE BELUM SIAP MATI!"

Auriga memegang erat jaket Abel karena abangnya itu kalau bawa motor selalu membuatnya ingat akan semua dosa-dosa yang sudah dia perbuat. Setiap hari begini nih kalau Abel yang jemput Auriga.

Setibanya di rumah, Auriga langsung turun dan membuka pagar. Abel memasukkan motornya ke dalam dan memarkirkannya di samping mobil Ivan.

"Mampus ada Papa. Adek kaduin ke Papa."

Baru saja dia membuka pintu utama, langkah kakinya langsung terhenti. Suara yang pertama kali dia dengar saat membuka pintu adalah suara kemarahan Papa. Memang sudah biasa bagi Auriga mendengar perdebatan di rumah nya ini. Tapi apa hari ini harus lagi? Sepertinya Papa lagi memarahi Ivan. Kakaknya itu pasti habis ketahuan melakukan hal yang dilarang oleh Papa. Balapan liar atau gak clubbing.

Hiraeth || Huang Renjun (SUDAH TERBIT)जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें