28. Are you okay?

2.9K 540 119
                                    

[Happy reading!!]

Selamat weekend happy people

Selamat weekend happy people

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Agha berjalan santai di sekitaran kompleks. Di rumah sendirian membuatnya bosan, makanya dia ingin menghirup udara bebas di luar. Keadaan kompleks perumahan memang cukup sepi, mengingat yang tinggal di sini kebanyak orang-orang kantoran yang sibuk dari pagi hingga malam. Tidak banyak mobil yang keluar masuk karena memang dibatasi oleh penjaga di depan.

Agha jalan dengan pelan dan santai. Senyumnya merekah begitu saja menikmati sejuknya angin yang mengibaskan rambutnya. Tak lama dia tidak sengaja menabrakkan seseorang. Orang itu berdiri di depannya, Agha langsung menunduk minta maaf.

"Maaf saya tidak sengaja."

Suara tawa langsung mengisi pendengaran Agha.

"Lo kesambet ya? Biasanya juga gak mau minta maaf duluan," ucap orang itu sambil mendorong Agha hingga Agha mundur beberapa langkah.

"Lo habis kecelakaan? Buta lo?" tanya orang itu sambil memegang bahu Agha kuat. Agha meringis kesakitan saat tangan itu mencengkram erat bahunya.

"Buta anjir adek si Abel." Orang itu berucap bahagia sambil menyebut nama Abel. Agha jadi tau kalau orang-orang itu kenal sama abangnya.

"Bagus dong kalau buta, kita bisa balas perbuatannya waktu itu." Suara orang yang berbeda. Agha meneguk ludahnya susah paya. Dia yakin kalau orang-orang itu lebih dari dua orang.

Tangan Agha langsung ditarik begitu saja. Agha jelas memberontak, dia tidak tau orang-orang itu mau berbuat apa sama dia.

"Lepasin, kalian mau bawa saya kemana?!"

"Mending lo diam deh," ucap orang itu terus menarik Agha.

Agha merasakan kakinya menapak sesuatu yang berbahan kayu. Dia terus ditarik entah kemana dan setelah itu badannya didorong hingga menumbuk pohon. Orang-orang itu membawa Agha ke ujung seberang taman, persis di seberang kolam taman.

"Argh!" Runtuh Agha merasakan sakit pada punggungnya. Agha menggenggam erat tongkatnya, jujur dia sangat takut saat ini.

"Lo gak bilang apa-apa sama abang lo waktu itu?!"

Agha hanya bisa diam, dia gak tau apa-apa.

"Lo bisa aja waktu itu ngalahin gue, tapi lo tau gak kalau sekarang gue bisa aja ngabisin lo?!"

Agha makin mengeratkan genggaman tangannya pada tongkatnya.

"Jawab gue Auriga!!" bentak orang itu yang membuat Agha semakin takut.

"S-saya bukan Auriga," ucap Agha pelan dan gemetaran.

Seketika semuanya langsung tertawa keras. Agha merasakan orang itu makin mendekatinya. Agha hanya bisa menunduk, dalam hati dia berharap ada seseorang yang membantunya kali ini. Dan dia sangat berharap Auriga datang.

Hiraeth || Huang Renjun (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang