09. Ignore it

2.5K 482 16
                                    

[Happy reading!!]

Aydan dan Rindu sekarang berdiri di pematang sawah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aydan dan Rindu sekarang berdiri di pematang sawah. Entah sejak kapan mereka berdiri di sana. Diam memperhatikan seseorang yang sedang membungkuk di tengah sawah. Tangannya sibuk meraba ke dalam lumpur, mencari sesuatu yang bida ditukar dengan mata uang. Mereka memperhatikan Agha yang sedang mencari keong yang meresahkan padi-padi warga. Hari ini Agha mencari keong, entah sejak kapan Agha ada di sana. Sejak pulang sekolah, Rindu dan Aydan mencari keberadaan Agha dan menanyakan posisi Agha ke orang-orang sekitar.

"Sejak kapan Agha kerja di sini?" tanya Aydan bingung dan salut sama kerja keras Agharna. Mereka masih berdiri di pematang sawah.

"Gak tau, kayaknya baru hari ini," jawab Rindu sambil menatap lurus ke arah Agha.

"Harusnya Agha di umur segini sibuk dengan belajar, main sepuasnya, bukannya malah bekerja setiap waktu." Aydan ikut menatap Agha, tatapannya sedih.

"Pasti Agha kepanasan." Rindu menatap Agha sedih.

"Tapi muka Agha kenapa ya? Kok kayak lebam gitu, apa aku yang salah lihat?"

"Iya ya, kenapa bisa lebam ya? Agha gak digangguin sama rombongan si Faris kan ya?"

Aydan dan Rindu saling tatap-tatapan. Mereka mulai curiga. Bukannya apa-apa, tapi Faris memang orang yang suka sok berkuasa di desa ini.

"Semoga aja engga ya. Kita samperin Agha yuk, kita makan siang bareng." Aydan mengambil alih kotak bekal yang dibawa Rindu. Dia mendekati Agha yang sedang membungkuk, masih mencari keong di tengah sawah.

"AGHAAA!! MAKAN YUKK!"

Agha langsung berdiri tegap saat mendengar suara yang sangat dia kenal. Suara Aydan.

"YUK AGHA MAKAN YUK!! MAKAN BARENG-BARENG!"

Agha langsung menyudahi kegiatannya dan jalan ke pematang sawah. Tangan dan kakinya bergelimang lumpur. Aydan menyuruh Rindu untuk menyiapkan tempat dan makanan yang sudah mereka bawa, sementara dirinya menunggu Agha di pematang sawah dan membantu Agha untuk cuci tangan dan cuci kaki.

"Aku bisa sendiri kok." Agha tersenyum.

"Pematang nya kecil Gha, ntar kamu jatuh kan gak lucu. Udah dapat berapa keong hari ini?" tanya Aydan.

"Duh gak dihitung. Tapi lumayan sih."

"Wih mantap, keren banget. Nanti padi warga yang tumbuh itu semua berkat Agha."

"Ya sudah yuk. Udah bersih kan?"

"Udah, yuk."

Agha, Rindu, dan Aydan makan siang bareng di salah satu pondok di tengah sawah. Sekalian berteduh dari teriknya matahari. Rindu memberikan piring yang sudah dia isi dengan nasi, lauk dan sayuran kepada Agha.

Hiraeth || Huang Renjun (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now