10. Tidak ada

2.4K 499 50
                                    

[Happy reading!!]

Pagi ini semuanya kumpul di ruang makan

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Pagi ini semuanya kumpul di ruang makan. Tidak seperti biasanya. Sekarang ada Mama dan Papa. Wajah mereka terlihat serius, seperti akan ada yang dibicarakan. Dan entah kenapa suasana pagi ini serasa sangat menegangkan.

"Mama nanti siang bakal ke Kalimantan, ketemu tante sama om kalian." Mama membuka pembicaraan.

"Berapa lama Ma?" Tanya Danan.

"Seminggu."

"Seminggu? Lama banget," keluh Auriga.

"Mama ke Kalimantan bareng siapa?" tanya Danan setelah menghabiskan kopinya pagi ini.

"Sama Papa."

Semuanya diam menatap Papa yang tampak biasa-biasa saja. Hubungan Papa sama Mama memang biasa-biasa saja kalau dilihat dari luar. Harmonis di luar, tapi penuh perdebatan di dalam.

"Serius?" Auriga terlihat sangat kaget dengan pernyataan yang barusan keluar dari mulut Mamanya.

"Papa juga ikut?" tanya Ivan yang sama-sama terkejut dan tidak menyangka.

"Hm."

"Ngapain? Eh...maksud adek ngapain ke sana?"

"Apapun urusannya kamu gak perlu tau. Kamu gak suka Mama sama Papa pergi?" Mama menatap sinis Auriga, terlihat tersinggung dengan ucapan Auriga tadi.

Auriga memutar matanya malas, jujur dia memang kecewa sama Mamanya tapi dia juga senang kalau Mama dan Papa bisa akur.

"Papa sama Mama kamu ada urusan sama Tante Ayu." Papa yang jawab sambil mengelus rambut anaknya itu.

"Hm ya udah."

Mama menatap tajam Auriga, seolah tatapan itu bisa saja membunuh anaknya. Tak lama Mama bangkit berdiri, menyudahi acara sarapan paginya.

"Mama berangkat dulu. Danan sama Ivan semangat ya, kalau ada apa-apa telpon Mama aja."

Dana dan Ivan salim kepada Mama, sementara giliran Abel dan Auriga mau salim, Mama langsung menarik tangannya dan segera pergi. Hal itu membuat Auriga dan Abel hanya bisa menghela napas panjang. Sudah biasa.

Abel dan Auriga bahkan saling salaman setelah Mama mereka pergi. Mereka saling tersenyum menutupi kekecewaan.

"Lanjut makan lagi, dihabisin sarapannya." Papa menyuruh anak-anaknya itu kembali duduk.

"Papa sengaja ikut pergi apa gimana Pa?" tanya Auriga penasaran. Dia masih belum nyangka aja Papa sama Mama bakalan satu perjalanan.

"Di sana kan sekalian ke rumah oma kalian. Ya ga mungkin Papa gak ikut."

"Tapi seminggu lama banget," keluh Auriga yang sebenarnya gak mau jauh-jauh dari Papanya itu.

"Ada Mas Danan, ada Kak Ivan, ada Abang. Tenang aja ya, Papa sebentar doang kok. Nanti pas pulang Papa bakal kasih tau sesuatu."

Hiraeth || Huang Renjun (SUDAH TERBIT)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora