11. Kotak misterius

2.3K 526 33
                                    

[Happy reading!!]

"Kamu gak usah jaga ternak saya lagi," ujar bapak pemilik ternak tiba-tiba

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kamu gak usah jaga ternak saya lagi," ujar bapak pemilik ternak tiba-tiba. Ucapan sang pemilik ternak tentu membuat Agharna langsung kaget dan bingung. Dia baru saja tiba di tempat dia bekerja biasanya pada sore hari. Tapi bukannya keramahan yang biasanya dia dapatkan, melainkan hardikan dan pengusiran.

"K-kenapa ya Pak?"

"Pokoknya saya gak mau kamu ada di sini lagi. Mulai hari ini kamu saya berhentikan."

"Pak saya mohon, jangan berhentikan saya Pak, saya masih membutuhkan pekerjaan ini. Ada yang salah ya Pak sama kerja saya?" tanya Agha, dia masih membutuhkan pekerjaan ini untuk biaya hidupnya sehari-hari. Sangat membutuhkannya.

"Saya gak butuh kamu lagi, mending kamu pergi!"

"Pak saya mohon Pak, jangan berhentikan saya. Saya akan lakukan apapun yang bapak suruh asalkan saya masih dipekerjakan di sini."

"Gak! Pergi kamu! Saya sudah dengar dari salah satu warga desa kalau kamu itu pencuri. Saya gak mau ternak saya hilang kamu curi diam-diam."

Agharna langsung menggelengkan kepalanya. Dia menyangkal apa yang sudah dituduhkan kepadanya.

"Itu buka saya Pak, saya gak melakukan itu." Agha memegang lengan erat lengan baju bapak pemilik ternak, berharap si bapak tidak percaya dengan berita bohong tentangnya.

"Pergi kamu! Pencuri gak berhak ada di sini!"

Senyum Agha langsung hilang, raut wajahnya berubah begitu saja.

"Tapi bukan saya yang ngelakuinnya Pak, saya gak pernah mencuri."

"Mana ada maling ngaku, dah sana kamu jauh-jauh dari ladang ternak saya. Jangan-jangan benar kata bapak itu kalau kamu cuma pura-pura buta biar dikasihani terus diam-diam nyuri. Kamu jauh-jauh dari sini." Bapak itu mendorong Agha hingga Agha jatuh kehilangan keseimbangan.

"Pergi gak!!" bentak bapak itu keras yang memaksa Agha untuk pergi. Dia menarik Agha begitu aja dan mendorongnya untuk keluar dari ladang ternak nya.

"Gak usah balik lagi! Pencuri kayak kamu gak layak ada di sini," ucap Bapak itu yang membuat luka di hati Agha semakin terbuka lebar. Ucapan si bapak seperti air garam yang semakin melukai hatinya. Dia hanya bisa terdiam, membela diri sepertinya tidak akan berhasil. Dia cuma sendiri dan tidak akan berdaya melawan orang-orang yang jelas jauh lebih sempurna fisiknya daripada Agha.

Agha berjalan pergi meninggalkan ladang ternak tersebut. Dia menghela napasnya panjang. Berusaha menguatkan diri untuk tetap selalu sabar. Tidak menyalahkan siapapun dalam takdir yang sudah tertulis untuknya.

Helaan napas berat itu mengiringi setiap langkah kaki Agha. Dia tidak tau lagi harus apa. Semua yang dia lakukan terkesan sia-sia selama ini. Semua orang hanya percaya dengan apa yang mereka dengar, tanpa mau mendengarkan kebenaran yang terjadi.

Hiraeth || Huang Renjun (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang