12. Sama persis

2.8K 563 73
                                    

[Happy reading!!]

Siapa yang bakalan menyangka kalau sekarang Papa Efendi sudah berada di Bandung

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Siapa yang bakalan menyangka kalau sekarang Papa Efendi sudah berada di Bandung. Berdiri di depan Panti Asuhan Ceria yang berada di pinggiran kota Bandung. Papa Efendi ke Bandung ditunggu oleh beberapa anak buah dan ajudannya yang lebih dulu tiba.

Keadaan panti asuhan itu tidak terlalu baik tapi cukup nyaman dengan lingkungan yang masih asri dan jauh dari jalan raya. Ada beberapa anak-anak panti yang bermain di halaman depan, saling bercengkrama dan bermain riang. Tidak banyak memang jumlah anak panti yang tersisa, karena beberapa sudah keluar. Baik permintaan sendiri maupun diadopsi oleh keluarga di luar sana.

"Saya pemilik Panti ini Pak. Kita bicara di ruangan saya saja." Ibu panti membawa Papa Efendi dan ajudannya ke dalam ruangannya.

"Saya mau menemui anak saya. Agharna Adhitama Keylani M." Papa Efendi tanpa basa-basi langsung mengutarakan niatnya datang ke panti asuhan.

Ekspresi ibu panti itu langsung berubah drastis. Tiba-tiba kelihatan gugup dan takut.

"Anak saya masih ada di panti ini kan?" tanya Papa Efendi memastikan.

"B-begini Pak. A-anak bapak, Agha. Sudah keluar dari panti ini beberapa bulan yang lalu."

Pernyataan ibu panti tersebut bagaikan petir di siang bolong. Tenaga Papa Efendi seakan langsung terkuras habis saat itu juga. Anaknya juga gak ada di panti ini. Apa ini hukuman baginya? Apa dia datang terlalu lama untuk menjemput anaknya?

Papa Efendi juga langsung hilang fokus, dia hanya bisa memikirkan keberadaan anaknya. Cuma itu.

"Dimana?" tanya Papa Efendi serius dan kelihatan putus asa.

Ibu panti meneguk ludahnya susah payah. Terlihat semakin gugup.

"Saya tanya dimana anak saya?" Tanya Papa Efendi sekali lagi dengan menekankan setiap kata yang dia keluarkan.

"Di desa yang ada di pinggiran kota Jakarta."

"Kenapa ada di sana?" tanya Papa dengan suara melemah. Dia kira akan ketemu dengan anaknya di sini dan membawa anaknya pulang, tapi sepertinya kemudahan itu belum berpihak padanya.

"Agha ketinggalan dalam sebuah trip dengan teman-temannya. Saya tidak tau cerita pastinya karena anak-anak yang ikut dengan Agha waktu itu pada bungkam semua. Maaf sekali lagi Pak, saya sudah berusaha mencari Agha tapi sampai detik ini Agha tidak ketemu."

Helaan napas berat terdengar dari mulut Papa Efendi. Dia tidak menyangka nasib anaknya bisa seperti ini. Dia sangat-sangat marah pada dirinya sendiri. Harusnya dia ada di samping anak-anaknya dalam keadaan apapun itu.

"Nama desanya apakah anda tau?" tanya Papa Efendi.

Ibu panti menggelengkan kepalanya, sangat menyesal tidak bisa memberikan jawaban yang memuaskan. Tidak ada yang tau nama desa tempat Agha ditinggalkan dulunya.

Hiraeth || Huang Renjun (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now