18

16.6K 1.3K 57
                                    

Happy Reading!!


"BIANCA?!!"

Bia terbangun dengan nafas memburu dan keringat mengucur di dahi dan leher nya.

Agarish membawa Bia dalam pelukannya dan menenangkan Bia yang terlihat syok dan gemetar.

"Hey?" Agarish menangkup wajah Bia dan mengecup kedua mata Bia yang basah.

Bia masih diam dengan nafas menderu.

"K-kakek?" Tanya Bia menatap Agarish dengan air mata mengalir.

"A-anak.. Anak kita?" Bia menatap kedua tangannya yang berkeringat.

Agarish memeluk Bia erat. "Sstt.. Tenang ya? Jangan dipikirin. Aku disini sama kamu." Ucap Aga mengelus punggung Bia.

"Ka-kakek pergi Ga.. D-dia, tinggalin Bia..hiks.." Bia menangis dalam pelukan Agarish.

"Gak ada yang tinggalin Bia, okey? Tenang. Jangan stress Bi.." Agarish membawa Bia dalam pangkuannya.

Agarish terus mengelus kepala dan punggung Bia, menenangkan wanita yang masih sesenggukan itu.

Setelah beberapa lama, deru nafas Bia teratur yang menandakan bahwa wanita itu sudah tertidur lelap dalam pangkuan suaminya.

Agarish menghela nafas lega, kemudian dengan hati-hati membenarkan letak tidur Bianca.

"Aku gak tau apa yang kamu lihat dimimpi." Agarish menghapus sisa air mata Bia di pipinya.

Agarish mengelus perut Bia dengan lembut. "Untuk jagoan papa, jagain mama ya? Kalian pasti kuat!" Gumam Agarish.

"Jangan bikin aku panik sayang. I love you." Agarish mengecup kening Bia, kemudian bangkit dari kasur dan keluar ke balkon kamar, tidak lupa menutup kembali pintu itu.

Agarish menatap langit malam dengan diam dan tangan dimasukan dalam saku celananya.

"Bantu Aga Bun.." Gumamnya menatap bintang paling terang diatas langit sana.

"Kapan Aga bisa hidup tenang sama Bia? Aga gak mau membahayakan anak Aga Bun." Agarish menunduk lesu dengan bertumpu pada pembatas balkon.

----

Bara berjalan dengan langkah ringan di Koridor Rumah sakit. Matanya fokus menatap depan dengan tangan di saku jaket jeans nya.

Langkahnya terhenti dilorong yang sepi itu. Bibirnya tersenyum miring menatap seseorang yang berdiri tidak jauh dari tempatnya.

"Kenapa lo kesini?" Tanya Artur menatap dingin Bara.

Bara menaikan alisnya, "Gua gak ada urusan sama lo." Jawab Bara menatap Artur culas.

"Urusan kita udah selesai dari dulu. Jadi gua minta, stop ganggu Queen." Kata Artur masih tenang.

Bara mengepalkan tangannya, "Sampai kapanpun, ini gak akan selesai. Sebelum Dia mati." Desis Bara tajam dan menatap Artur nyalang.

AGARISH 2 [After Marriage] ENDWhere stories live. Discover now