43

12.5K 1.1K 42
                                    

Happy Reading!!


Safira mengerjab pelan. Dalam pejaman matanya, memori berputar dalam ingatan nya saat dia keluar dari kamar mandi lantai 3, seorang maid mendatanginya dan berkata, teman Bianca mencarinya.

Safira yang berfikir itu adalah temannya, langsung menemui orang yang dimaksud maid itu di dekat lift.

Tapi saat sampai di sana, dia tidak menemukan siapapun. Alisnya tetangkat menyadari sesuatu yang ganjal, siapa pula teman Bianca yang tidak di kenal oleh maid?

Belum juga Safira menoleh, sesuatu yang keras menghantam tengkuk belakang.

Kepalanya berdenyut sakit, matanya memicing kebelakang sebelum pura-pura pingsan.

Seseorang itu mengangkat tubuh Safira dan membawanya memasuki lift. Sebelum itu, tanpa pemilik tubuh sadari, Safira melepas jam tangan orang itu, dan melemparnya saat keluar dari lift lantai satu, ke sebuah karpet kulit yang mana tidak meninggalkan suara apa pun.

Saat seseorang itu membawanya kebelakang Mansion, disitulah kesadaran Safira benar-benar hilang 100%.

Dan gadis itu membuka matanya perlahan, mengedarkan pandangan ke sekitarnya.

"Sshh.. Aw" Desisinya merasakan sakit di bagian kepala belakangnya.

Safira mengumpat saat kesadaran nya sudah sepenuhnya kembali.

"Anjing!"

Safira diikat di sebuah pohon dengan tambang besar. Hawa dingin sedari tadi membelai halus tubuhnya yang mana jaketnya sudah tidak melekat pada tubuhnya lagi.

Gadis itu hanya mengenakan Tanktop hitam serta celana jeans hitam dan sepatu boots.

Safira mencoba melepaskan diri. Tapi sia-sia karena ikatan tambang pada perutnya dengan sebuah kayu besar sangat erat.

"Hah.." Safira menghela nafas kemudian memicing melihat sebuah mobil Jeep yang terparkir sekitar 50 meter darinya.

Penerangan di sini sangat gelap, hanya cahaya dari rembulan yang menembus sela-sela pohon besar yang menyinari. Suara nyamuk dan suara hutan lainnya mendominasi di indra pendengaran Safira.

Safira setidaknya bernafas lega saat merasakan rambutnya masih teringat sempurna, walaupun berantakan. Itu bukan pointnya, tapi ikat rambut yang di kenakan olehnya lah yang bisa memberikan sinyal untuk Artur.

Didalam ikat rambut tipis itu terdapat sebuah GPS yang mana hanya Artur dan Safira yang mengetahui nya.

Penculiknya sebenarnya cukup pintar. Dia melepas jam tangan, cincin tunangannya, gelang dan juga jaketnya. Tapi Artur lebih pintar untuk meletakan GPS di benda yang terbelakang terfikir oleh manusia ceroboh.

----

Mobil hitam mengkilap milik Agarish melaju dengan kecepatan penuh tanpa penerangan sama sekali.

Lampu mobil itu mati. Tak ada cahaya apapun yang dipancarkan mobil khusus itu. Di dalamnya, Artur terus memantau GPS yang sudah berhenti di satu titik sejak 20 menit yang lalu.

"Stop!"

Nathan mengerem mobilnya mendadak mendengar perintah Agarish.

"Adoh!" Alle mengelus pelipisnya yang terhantam kaca mobil.

"Pfftt.."

Alle melirik Daniel. "Apa? mau ketawa ha?" Tanya Alle galak.

Daniel menutup mulutnya dan menggeleng kuat.

AGARISH 2 [After Marriage] ENDWhere stories live. Discover now