47

11.9K 1.2K 335
                                    

Happy Reading!!


Sudah terhitung 22 jam sejak penculikan ini terjadi. 20 jam mereka semua berusaha untuk melacak keberadaan Al maupun Cakra.
Tak ada yang beristirahat barang sejenak pun. Semua mengerahkan tenaga penuh untuk membantu mencari persembunyian musuh.

"Swedia?"

Agarish menggigit bibirnya dengan pandangan kosong. Swedia?

"Ada pendaratan Illegal di hutan  Swedia 27 menit lalu." Ujar Bia mengepalkan tangannya diatas monitor.

"Periksa sekarang!"

Agarish, Artur dan Nathan langsung berselancar pada komputer masing-masing.

Bianca bangkit dari kursi yang selama hampir 20 jam ia duduki. Menatap jam dinding, jam 11 malam.

"Niel. Kumpulin semua anak Pegasus. 1 jam harus udah ada di sini."

"Safi dan Rey kumpulin THA."

"Dan minta Pian untuk siapin 10 jet pribadi sekarang."

Mereka yang ada disana langsung bergerak cepat tanpa ingin Bianca yang emosinya tidak stabil mengamuk seperti pagi tadi.

"Ini Loe gimana?" Tanya Rey menunjuk Loe yang tertidur.

"Biar disini. Gua mau keluar." Bianca kemudian meninggalkan ruang Hackers itu. Menyusuri lorong penjara bawah tanah dengan tangan terkepal.

Maafin Mamah Al. Wait me Son-- Bianca menyeka kasar air mata yang menetes di sepanjang ia melangkah keluar Markas.

"1 jam ya Le! Niel!" Ucap Bianca sebelum Alle dan Daniel pergi mengegas motonya di malam hari yang diguyur gerimis ini.

Bianca dengan cepat memasuki mobil merahnya. Memasang AirPods yang terhubung langsung dengan Agarish di dalam sana.

"Gimana?" Tanya Bianca pada Agarish. Wanita itu melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh keluar dari Area hutan markas THA.

"Ada. 2 pesawat jet landas dari Kalimantan Barat, Landing di Swedia."

Bianca mengeratkan genggamannya pada setir mobil. "Brengsek!" Umpatnya.

Akhirnya dia menemukan jejak si bajingan itu. Tak ada yang bisa lolos dari matanya. Siapapun itu. Siapapun.

Bianca menggigit bibirnya saat bayang-bayang kejahatan menghampiri otaknya. Bagaimana keadaan Al? Apa dia kehausan? Apa anaknya di sakiti?

Tanpa sadar, Bianca menangis. Terisak pelan ditengah-tengah hujan deras.

"Don't Cry, Baby. Kita menemukan mereka."

Bianca makin menangis mendengar suara Agarish. Pertahan yang sedari semalam runtuh saat dia sendiri. Saat dia hanya bersama dirinya. Karena Bianca juga manusia. Punya sisi lelah dengan semuanya. Dia seorang ibu. Ibu mana yang tak sedih, marah, bahkan murka saat mengetahui anaknya dalam bahaya.

"Tenang sayang, kamu lagi berkendara. Jangan sam--"

TINNN

Bianca membanting stir ke kiri.

CIT...

"BIANCA!"

Agarish panik di seberang sana. Jantungnya berdetak cepat. Tak ada suara yang terdengar selain rintik hujan.

"Bi?"

"Bia??!"

"I'm Fine."

AGARISH 2 [After Marriage] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang