51

14.2K 1.3K 224
                                    

Happy Reading!!


Waktu sudah menunjukan pukul 8 malam. Kini Agarish dkk tengah berkumpul di ruang rawat Nathan.

Pemuda itu baru saja sadar pasca operasi penjahitan di luka yang ada di perut nya tadi siang.

"Minum dulu Nath." Daniel memberikan segelas air putih pada Nathan yang diterima baik oleh pemuda itu.

Alle menyusun bantal untuk Nathan bersandar. "Sakit ya Nath?" Dapat dilihat dari pancaran mata Alle, pemuda itu benar-benar cemas dan sedih dengan kondisi sahabat nya itu.

"Gua gak papa sumpah." Nathan tersenyum meyakinkan mereka semua. Padahal mereka tau, sedalam apa tusukan yang hampir mengenai alat vital pemuda itu.

"Oh ya.. Dimana Maria?" Tanya Nathan menatap mereka semua.

Alle berdecak. "Fikirin diri lo dulu bisa?" Tanya nya membuat keheningan semakin menguar. Bahkan Agarish belum bersuara sejak tadi.

"Tapi dia tadi luka Le."

"Buat apasih lo mikirin cewek itu Nath?" Alle menatap tak habis pikir.

Nathan meremas jemarinya, bibirnya mengatup rapat, tak berani menyela Alle lagi.

"Liat gara-gara siapa lo disini? Mikir gak lo kalo kita semua cemas sama keadaan lo?!"

"Le udah Le," Daniel menepuk pundak Alle yang emosi.

"Setidaknya pikirin diri lo sendiri! Lo fine aja kalo ninggalin gua kayak Ben dulu?!"

Agarish, Nathan dan Daniel sama-sama menoleh menatap Alle yang berucap seperti itu.

"Gua takut terjadi sesuatu sama kita semua! Gua gak mau ada Ben kedua!"

Agarish menatap wajah Alle yang memerah. Mata laki-laki itu terlihat berkilat marah dan menahan tangis.
Alle hanya takut. Pemuda itu trauma atas insiden masalalu. Mungkin emosinya semakin tak terkontrol saat mengetahui Benan adalah kakak kembar dari Ben.

"Le."

"Le mau kemana?" Tanya Daniel saat Alle pergi meninggalkan ruangan.

"Biarin dulu. Dia butuh sendiri." Cegah Agarish.

Alle berjalan menyusuri Koridor rumah sakit yang tidak terlalu ramai. Tujuannya adalah mencari teman tenang dan sunyi. Perasaan dan emosinya kacau saat ini.

Alle menghentikan langkahnya di sebuah taman yang terlihat sepi. Hanya lampu-lampu taman yang tidak terlalu menarik yang menjadi pemandangannya.

Laki-laki itu langsung mengingat ucapan dan tingkahnya barusan terhadap Nathan.

Alle salah ga ya?-- Batinnya bertanya entah pada siapa.

Menatap gelapnya langit malam di negara orang ini, Gua kangen sama lo Ben-- Senyum miris terukir di bibirnya.

Tiba-tiba sesuatu menyentuh pundaknya. Alle melirik sebuah tangan yang memegang pundaknya.

"Hai." Benan tersenyum tipis dan menepuk pundak Alle dua kali.

Benan mengeluarkan 3 stik choki-choki dari saku jaketnya. "Saya tau kamu suka ini." Benan menyodorkan choki-choki itu pada Alle yang terdiam.

AGARISH 2 [After Marriage] ENDWhere stories live. Discover now