55

14.8K 1.3K 81
                                    

Happy Reading!!


"Lina meninggal."

Agarish yang sedang berjalan dengan menyalakan rokoknya, menoleh pada Artur.

"What?"

"Kok mati?"

Artur mengangkat bahu, "Lupa dikasih makan kali."

Agarish berdecak kesal. Dia tidak ingin Lina cepat mati. Wanita itu harus lebih menderita untuk membayar semuanya.

Agarish menyesap dalam tembakau nya kemudian menghembuskan nya perlahan keatas.

Malam ini hujan lebat diluar sana. Menciptakan suasana dingin dan enak untuk tidur. Tapi Agarish dan Artur malah sedang berjalan menyusuri lorong gelap dan sempit menuju ruang bawah tanah.

"DASAR PSYCHO!!"

Agarish dan Artur kompak mengerutkan alisnya saat mendengar teriakan seorang wanita.

"Who is she?" Tanya Artur.

Keduannya mempercepat jalan dan menuju sel pojok yang terdapat Teman-teman mereka di depan nya.

"LO HARUS MATI! DASAR PEREMPUAN KEJAM!!"

Sekarang keduanya tau, suara siapa itu.

Mariana Ardhana.

"Masuk?" Tanya Agarish.

Rey menggeleng, "Mau sendiri katanya tadi."

"Kalian lama banget datang nya." Ujar Daniel yang diangguki Alle.

"Macet" Jawab Artur.

"Ck siapa yang izinin dia nyebat? Tanya Agarish tajam.

"Udah kita larang sumpah! Tapi ngeyel Bu bos mah." Jawab Alle dengan wajah meyakinkan.

"You need a Punishment, Baby." Gumam Agarish dengan menatap punggung kecil Bianca.

"Mending kita liat mereka."

Jadilah Agarish, Artur, Rey, dan Daniel dkk berdiri didepan sel. Dengan tangan terlipat didada, menatap Bianca yang sedang menghisap rokoknya dengan santai. Sementara Maria terus berteriak seperti orang kesetanan di dalam sel.

Bianca memutar-mutar tembakau di tangan nya. Matanya kini menatap Maria yang terikat diantara dua tiang dengan posisi dirantai.

"Udah?" Tanya nya menatap datar Maria.

Maria menatap tajam Bianca yang dengan santai merokok didepan nya.

"Sakit kan tenggorokannya, teriak-teriak terus sih. Padahal gue gak tuli."

"Brengsek!" Umpat Maria.

Bianca terkekeh kecil, "Lo--gak takut gitu sama gue?" Tanya Bianca heran.

Sedari tadi Maria terus berteriak dan mengumpat sejak dia memasuki ruangan ini. Jika musuhnya diluar sana pasti sudah sujud mencium kakinya meminta ampun.

"Gue gak akan pernah takut sama lo!" Desis Maria.

"LEPASIN GUE!!" Maria kembali berteriak dengan berontak dari rantai yang mengikat kedua kaki dan tangannya.

"Shut your fucking mouth bitch."

Bianca menginjak puntung rokoknya dengan  sepatu boots nya.

AGARISH 2 [After Marriage] ENDOù les histoires vivent. Découvrez maintenant