35

14K 1.3K 96
                                    

Happy reading!!


"Aunty Bian."


Bianca menoleh pada pintu ruang ICU. Terlihat Chloe memasuki ruangan dengan pakaian khusus.

"Sini sayang." Bianca mengulurkan tangannya yang disambut Chloe.

"Hm.. Papa masih tidul ya? Kapan bangun na?" Tanya Chloe menatap Cakra yang masih setia memejamkan matanya.

Bianca mengelus rambut Bianca, "Berdoa sama Tuhan ya? Minta untuk kesadaran Papa." Ucap Bianca pelan menatap sedih Abangnya.

"Aunty." Panggil Chloe mendongak..

"Kenapa Mamah belum pulang? Kata Oma, Loe udah mau ulang tahun. Kok Mamah gak siapain pesta Loe?" Tanya Chloe menuntut jawaban.

Bianca terdiam, hatinya remuk mendapat pertanyaan penuh tanda tanya dari keponakannya.

"Loe mau ulang tahun ya? Mau hadiah apa dari Aunty?" Tanya Bianca.

"Minta mainan yang banyakk!!" Chloe merentangkan tangannya mengukur seberapa banyak mainan yang diinginkan nya.

"Lagi?" Tanya Bianca dengan pelan-pelan menggenggam tangan dingin Cakra. Mencari kekuatan diantara jemari abangnya itu.

"Udah itu aja. Nanti Loe minta baju plincess sama Papah! Telus Cake Plincess dali Mamah!" Ucap Chloe tersnyum gembira.

Bianca meremas tangan abangnya saat sesak dirasanya melihat senyum polos Chloe.

"N-nanti kita rayain ulang tahun Chloe, Oke?"

Chloe mengangguk dan menatap Cakra dengan senyum nya. Sejauh ini tidak ada yang melihat air mata menetes dikedua mata bulat itu.

Pancaran senyum khas Chloe selalu terpancar bagaikan sinar yang menyinari kesuraman.

"Papah cepet bangun ya. Loe mau baju plincess kesukaan Loe." Ucap Chloe yang di Aminkan oleh Bianca.

'Bangun Bang! Kasian Chloe...'

----

Bianca menatap seseorang di depannya dengan diam dan pandangan yang sulit diartikan.

Bara juga diam menatap Bianca yang berpapasan ditengah koridor Rumah sakit yang sepi ini.
Keadaan gadis itu jauh dari kata baik. Terlihat dari pancaran matanya. Atau, hanya tipu belaka? Tak ada yang bisa menebak pasti.

"Apa tujuan lo kesini?" Tanya Bianca dingin.

"Lo dibalik semua ini kan?" Kini tatapan Bianca kembali.

Tatapan intimidasi dengan kelopak mata sayu tapi menusuk.

Bara mengerutkan alisnya, "Maksud lo?"

Bianca tersenyum miring, "Oh c'mon dude."

"Gua gak akan tinggal diam atas apa yang udah kalian lakukan kemarin." Desis Bianca penuh dendam.

"Kenapa lo kembali mengusik gua? THA dan BD udah selesai beberapa tahun lalu, dan dunia tau," Bianca menatap remeh Bara.

"The Hell Angel, sang pemenang." Lanjut Bianca.

Bianca sukses membuat Bara mengepalkan kedua tangan nya.

"Sayangnya semua itu gak akan gua anggap selesai, sampai BD pemenangnya, Angel." Sahut Bara dikeheningan yang terjadi.

AGARISH 2 [After Marriage] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang