33

13.6K 1.2K 59
                                    

Happy Reading!!


Proses pemakaman Lili sudah dilaksanakan tadi pagi. Para Abangnya yang sedang menempuh pendidikan diluar Negeri, memaksa pulang ke tanah air. Persetanan dengan ujian semester.

Mendengar Abang tertua mereka koma, serta kakak ipar nya meninggal, tak ada alasan untuk mereka tidak pulang.

Dan, Bianca disini. Taman rumah sakit. Menikmati senja sore hari dengan penuh ketenangan. Menjauh dari orang-orang yang berduka. Menjauh dari tatapan iba dan kasihan dari mereka.

Bianca duduk di kursi taman sendiri. Menatap air pancuran yang gemericik nya sampai membasahi hatinya yang retak.

"Boleh aku duduk?" Tanya seorang gadis kecil berpakaian pasien sama sepertinya.

Bianca menoleh dan mengangguk mempersilahkan.

Anak kecil berkepang dua itu mendudukkan dirinya disamping Bianca dan ikut menatap Air Pancur didepan.

"Aku Ruby." Anak kecil itu memperkenalkan dirinya.

"Dan kakak, Bianca kan?" Tebak anak itu terkekeh.

"Percaya dengan kata pepatah?" Tanya gadis kecil itu menoleh pada Bianca.

Bianca mengerutkan alisnya sebagai respon.

"Apa yang kamu tanam, itulah yang akan kamu petik. Apa yang pernah kakak perbuat dimasa lalu, adalah bibit dari buah yang sekarang kakak petik dan rasakan." Ucap Ruby menatap lurus kedepan.

"What do you mean?" Tanya Bianca.

"Jangan marah. Apalagi pada takdir Tuhan. Karena roda kehidupan itu berputar, dan bumi, tidak selamanya mengelilingi kita."

"Rasakan kehilangan ini, seperti ratusan orang yang merasa kehilangan karena ulah kak Bianca selama ini." Ruby tersenyum tipis kemudian menyentuh tangan Bianca pelan.

"Jangan menyalahkan diri sendiri dan orang lain, ini semua taktik kehidupan yang tak ada seorang pun yang mengetahuinya termasuk aku." Ucapnya.

Bianca masih terdiam meresapi kata-kata gadis manis di sampingnya ini.

"Dia akan merubah kehidupan kakak. Bahagia terus! Jangan sedih! Kak Bianca adalah orang baik! Selalu percaya itu." Ruby mengelus perut Bianca dan pergi meninggalkan Bianca yang ingin menghentikan langkah Ruby, tapi di urungkan oleh Bianca.

Bianca menatap punggung kecil itu dengan nanar.

'Rasakan kehilangan ini, seperti ratusan orang yang merasa kehilangan karena kakak.'

Bianca meremas pakaian pasien nya.

"Who are you?"

----

"Hai Bia!!" Yessy menaruh parsel buah di nakas.

"Bu Ketu!!" Alle melambaikan tangan yang dibalas Bianca dengan senyum tipis.

Alle dan Nathan bergabung dengan Agarish dan para Abang Bianca di sofa.

"Gimana? Aman?" Tanya Nathan.

"Aman." Jawab Arda ber highfigh.

Malam ini hanya Yessy, Alle dan Nathan yang mengunjungi Bianca di rumah sakit.

AGARISH 2 [After Marriage] ENDWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu