12. Bicara Serius

57.7K 5.1K 97
                                    

Happy Reading!

"Alissa," panggil Alanzio di tengah-tengah acara menonton malam mereka.

Alissa terlihat fokus menonton televisi di depan sana yang menampilkan acara menyanyi dangdut tahunan di stasiun televisi itu. Beberapa penyanyi dangdut senior hingga junior tampak dalam acara itu sebagai juri maupun MC.

"Lis," panggil Alanzio lagi.

Pasalnya, gadis itu tampak sangat fokus menonton hingga tak mendengar panggilannya. Ah bukan, lebih tepatnya Alissa terus saja melamun. Alanzio merasa jika setelah kepulangan mereka dari rumah mertuanya, istrinya itu lebih banyak melamun.

"Hah?"

"Melamun lagi? Ada apa?" tanya Alanzio seraya menatap wajah Alissa lekat.

Alissa yang ditanya hanya menggelengkan kepalanya kecil. "Enggak, gue cuma keasikan nonton kok. Lagian apa peduli lo kalau gue melamun atau apa? Bukan urusan lo!"

Mendengar ucapan ketus yang keluar dari mulut Alissa, dia itu malah terkekeh geli. Alanzio tak mengira bahwa istrinya masih marah padanya pasal tawuran minggu lalu.

Sontak saja Alissa mendelik tajam pada Alanzio begitu mendengar kekehan geli pria itu, ia tak suka. Alissa merasa tengah diremehkan. Walaupun sejenak ia terpana karena baru kali ini melihat seorang Alanzio Saffron terkekeh geli.

"Ngapain lo? Kesambet?!" ucap Alissa tajam.

Menyadari bahwa ia baru saja terkekeh, Alanzio sontak mengubah raut wajahnya menjadi datar kembali, membuat Alissa mencibirnya.

"Masih marah?" tanya Alanzio.

"Menurut lo aja gimana," ucap Alissa sebal, ia memutar bola matanya malas.

Alanzio menghela napas panjang, ia kemudian mengambil remote televisi yang terletak di atas meja dan mematikan televisi tersebut. Sontak saja hal itu mengundang pelototan dari Alissa.

"LOH?! KOK DIMATIIN?"

"Gue mau ngomong serius," ucap Alanzio.

Pria itu membalikkan tubuh Alissa menghadapnya dan menatap gadis itu lekat. Netra hitam kelam Alanzio beradu dengan netra kecokelatan milik Alissa yang cenderung berapi-api.

"A-apa?" tanya Alissa yang merasa sedikit salah tingkah.

Gadis itu memalingkan wajahnya ke arah lain, tak ingin terlalu lama tenggelam dalam netra Alanzio yang meneduhkan.

"Gue mau kita jalanin pernikahan ini dengan semestinya," ucap Alanzio serius.

Tangan pria itu tak kunjung lepas dari bahu Alissa, dia terus memegang bahu istri yang dilapisi dengan piyama bergambar Doraemon itu.

Kening Alissa mengernyit membuat kedua alisnya saling bertautan, pertanda dia sedang bingung.

"Maksudnya? Bukannya selama ini kita jalanin seperti biasanya? Tinggal seatap, lo jadi imam saat salat," ucap Alissa.

"Gue mau kita kayak suami istri pada umumnya. Enggak manggil lo-gue, lo nurut sama gue, dan lain-lain yang dilakuin suami istri pada umumnya," jelas Alanzio.

"Dan juga... hubungan suami istri?" tanya Alissa ragu dengan wajah yang memerah.

Kedua mata Alanzio terlihat membulat terkejut beberapa detik, kemudian dengan cepat ia mengubah kembali ekspresi wajahnya menjadi datar.

"Kecuali hubungan suami istri, gue gak mau langgar janji gue sama papi lo," koreksi Alanzio.

Alissa menganggukkan kepalanya kecil, ia menimang-nimang permintaan yang diajukan oleh Alanzio.

Marry Me! Where stories live. Discover now