41. Terungkap

38.8K 3.4K 94
                                    

Happy Reading!

"BERHENTI SIA!"

Seluruh orang yang ada di sana mendadak bungkam, mereka menjadikan seorang wanita paruh baya dengan potongan rambut pendek yang sudah putih sepenuhnya sebagai sorotan utama.

Wanita tersebut tampak berumur kisaran 50 tahunan, di belakangnya tampak dua pria dengan pakaian putih polos dan logo salah satu rumah sakit jiwa terkenal. Orang yang melihatnya pun menjadi semakin bertanya-tanya.

"Cukup, Sia. Oma sudah muak dengan segala tingkah kamu yang hampir mencelakai banyak orang!" ucap wanita yang mengaku sebagai oma Sia itu.

Ia pun menolehkan kepala ke belakang, menatap dua orang pria yang setia berdiri di sana. "Bawa cucu saya, Pak!" pintanya tegas.

Melihat dua pria tadi semakin mendekat ke arahnya, Sia pun semakin berteriak histeris, ia terus memberontak dengan menggunakan seluruh tenaganya.

"ENGGAK! OMA JAHAT! OMA KEJAM!" amuk Sia dengan rambut yang sudah acak-acakan. "NGGAK! LEPASIN GUE! LEPASIN! GUE NGGAK GILA!"

Ia terus memberontak dalam genggaman para petugas rumah sakit jiwa itu, membuat mereka kewalahan dan berakhir dengan terpasang menyuntikkan obat bius pada Sia. Dalam hitungan detik, gadis yang tadinya memberontak itu perlahan terjatuh tak sadarkan diri di lantai panggung.

Segera dua petugas tadi mengambil alih tubuh Sia dari genggaman Sagara dan Daffin, lalu menggotongnya untuk keluar dari rumah keluarga Alanzio, meninggalkan berbagai tanda tanya di dalam hati semua orang.

"Oma Irma?" ucap Vira dengan kening yang tampak mengerut.

Wanita pemilik nama Irma itu mengangukkan kepalanya seraya tersenyum kecil. "Iya, Vir. Saya Irma, ibu dari bapaknya Sia," ucap Irma ramah.

Vira dan beberapa orang yang ada di sana pun menganggukkan kepalanya paham. Sementara itu, Vira pun turun dari atas panggung dan menghampiri oma Irma.

"Sebenarnya apa yang terjadi dengan Sia, Oma? Kenapa dia sampai dibawa oleh petugas rumah sakit?" tanya Vira lagi yang tentu saja mewakili pertanyaan banyak orang di sana.

Sejenak Oma Irma terdiam dan mengembuskannya napas panjang, wajahnya langsung berubah muram dan sedih mendengar pertanyaan dari Vira. Kedua sudut bibirnya terangkat untuk membentuk senyum masam di wajah keriputnya.

"Sebelumnya saya mewakili cucu saya, Sia, mau meminta maaf kepada kalian karena telah merusak acara ini. Juga pada gadis itu yang hampir disakiti oleh Sia," ucap Irma seraya menunjuk Alissa yang berdiri di atas panggung.

"Sebenarnya sejak kelas tujuh, Sia didiagnosis mengalami gangguan mental, yaitu erotomania. Membuat emosinya dan perilakunya juga tidak stabil ketika melihat orang yang dia cintai dekat dengan wanita lain."

Irma menghentikan sejenak ucapannya, menghirup napas dalam dan meneguk air liurnya.

"Cucu saya itu menjadi sangat tergila-gila dengan Nak Zio. Entah karena apa, tapi mungkin karena sejak kecil Nak Zio yang selalu menjaganya," ucap Irma dengan mata yang berkaca-kaca.

Semua orang yang mendengarnya pun hanya terdiam, tak menyangka semua itu terjadi pada Sia.

"Nak Zio dan ..." Ucapan Irma terhenti sejenak seraya menatap Alissa.

"Alissa, Oma," ucap Alissa seraya memperkenalkan dirinya dengan ramah.

Kepala oma Irma mengangguk kecil. "... Nak Alissa, kalian berdua datanglah ke rumah oma setelah acara ini. Oma akan menceritakan lebih banyak pada kalian, ada yang ingin oma tunjukkan juga pada kalian."

Marry Me! Where stories live. Discover now