40. Kacau

36.5K 3.2K 117
                                    

Happy Reading!

"Saatnya tiup lilin, kepada keluarga silakan untuk merapat dengan Alanzio," ucap sang pembawa acara dari event organizer yang disewa oleh orang tua Alanzio.

Mama, papa, berserta sepupu-sepupu dekat Alanzio yang tadinya berpencar pun berjalan ke dekat panggung, merapatkan diri dengan sang tokoh utama acara hari ini. Sementara Alanzio tampak berdiri dengan wajah datar di balik kue ulang tahun mewah miliknya.

Sama sekali tak ada wajah bahagia seperti orang-orang yang biasanya sedang berulang tahun di wajah pria itu.

Alissa yang tadinya sibuk mengobrol dengan Sagara dan Daffin pun berjalan angkuh ke atas panggung, beberapa teman sekolahnya yang juga ada di sana tampak berbisik tentangnya.

Namun, Alissa sama sekali tak peduli, ia menulikan telinganya dan mengangkat dagunya tinggi dengan dada yang membusung ke depan. Begitu ia naik ke panggung, tampak Sia juga sudah mengambil tempat tepat di sebelah kanan Alanzio.

Ia pun meraih gelas yang berisi soda di atas meja samping panggung, lalu berjalan ke arah Sia. Saat jarak di antara keduanya sudah semakin dekat, ia melipat kakinya dengan sengaja membuat langkahnya goyah dan menjatuhkan minumannya ke depan.

Lebih tepatnya minuman itu berhasil tumpah sepenuhnya di pakaian Sia, membuat beberapa orang yang melihatnya terkejut heboh. Alissa pun memasang wajah terkejut dan menyesal, menahan rasa sakit di kakinya akibat terlipat.

"Ups, maaf. Gue enggak sengaja, soalnya kaki gue tadi kelipat tiba-tiba," ucap Alissa dengan bibir melengkung ke bawah.

"Lo!" Sia menatap nyalang ke arah Alissa, tangannya mengepal kuat. "Kurang ajar lo!"

Tangannya terangkat hendak menampar wajah Alissa, tetapi dengan cepat Alissa menahan tangan tersebut dan menggenggamnya dengan erat. Ia bahkan memutarnya sedikit, membuat Sia meringis kesakitan.

"Kan gue udah bilang kalau gue gak sengaja, kok lo main tangan sih?" ucap Alissa dengan senyum licik.

Mata Sia menoleh ke arah Alanzio yang setia berdiri sebagai penonton, ia menatap memelas pada pria itu. Namun, saat Alanzio hendak menolong Sia, dengan cepat Vira menahan putranya seraya menatapnya tajam.

Alhasil Alanzio hanya bisa menghela napas pasrah dan kembali terdiam dengan tangan yang setia digenggam erat oleh mamanya.

"Baju gue jadi basah tolol!" maki Sia dengan wajah kesal.

Kepala Alissa mengangguk kecil. "Yaudah, lo pakai baju bekasan gue aja di atas, mau gak? Secara lo kan suka sama bekasan gue," ucap Alissa santai.

Rahang Sia mengetat dan menghempaskan genggaman tangan Alissa darinya dengan keras. Saat ia hendak kembali mengangkat tangannya untuk menampar Alissa, kali ini justru Vira yang menahan tangannya dengan wajah marah.

"Berani kamu? Berani kamu menampar menantu saya satu-satunya?!" geram Vira.

Plak!

Suara nyaring tamparan itu membuat semua orang menjadi terkejut, pipi kanan Sia tampak memerah karena ditampar oleh Vira. Bahkan gadis itu pun sama terkejutnya, kedua matanya membulat sempurna dan tubuhnya mematung.

"Ma—"

"Stop, Zio!" potong Vira seraya menatap tajam ke arah putranya yang hendak meluncurkan protes.

Usai memastikan Alanzio diam kembali, Vira pun mengembalikkan tatapannya pada Sia. Tangannya terangkat untuk menunjuk gadis itu.

"Kamu! Selama ini saya selalu menganggap kamu sebagai putri saya sendiri, saya menyayangi kamu seperti saya menyayangi Alanzio, anak saya," ucap Vira geram, di kedua matanya tampak ada emosi yang berkobar besar.

Marry Me! Where stories live. Discover now