38. Sahabat, Mungkin

36.4K 3.2K 232
                                    

Happy Reading!

Terhitung sudah lima hari sejak kejadian Alissa mengusir suaminya sendiri dari kamarnya. Hal itu membuat jarak di antara mereka semakin jauh, bahkan lima hari yang lalu menjadi kunjungan terakhir Alanzio di rumah Alissa.

"Semangat sekolahnya, Princess!" ucap Malik begitu Alissa membuka pintu mobil dan turun.

Alissa hanya mengulas senyum kecil seraya menganggukkan kepalanya pelan, ia lalu menutup kembali pintu mobil papinya dan berjalan masuk ke dalam gerbang.

Tak ada lagi sambutan hangat ataupun senyum manis yang di dapatkannya begitu masuk sekolah, yang ia dapatkan kini hanya tatapan sinis penuh cemooh. Ada juga yang masih bersimpati padanya, tetapi lebih memilih bungkam tanpa menunjukkannya.

"Ngapain lo liat-liat? Mau gue colok mata lo?!" tantang Alissa pada salah satu siswi yang secara terang-terangan menatapnya merendahkan.

"Dih, lonte aja belagu," cibir seseorang dari belakang Alissa.

Sontak saja ia membalikkan badannya dan menatap seorang gadis dengan pakaian ketat yang menonjolkan lekuk tubuhnya. Bibirnya mengukir senyum miring melihatnya.

"Loh gak salah? Lonte kok teriak lonte sih, ups." Alissa menutup bibirnya menggunakan telapak tangannya  dengan wajah yang dibuat terkejut, tetapi selang beberapa detik kemudian ia tertawa lebar.

Beberapa siswa yang menonton keduanya sontak tergelak mendengar ucapan Alissa barusan. Kalau masalah julid-menjulid, tentu saja mereka tak mau ketinggalan.

Sementara itu, wajah Echi langsung merah padam karena marah bercampur malu mendengar hinaan dari Alissa.

"Sialan lo!" umpat Echi, ia menatap nyalang ke arah lawannya. "Asal lo tau, gue enggak takut sama lo! Gue denger-denger jabatan lo sebagai panglima udah lengser, ya?"

Wajahnya seakan tengah mengejek Alissa saat ini, tetapi Alissa yang diejek sama sekali tak terpancing emosi. Ia malah balik menatap remeh ke arah Echi.

"Loh kok tau sih? Lo stalk kehidupan gue, ya? Ngefans lo sama gue?" goda Alissa seraya menaik-turunkan alisnya. "Oh iya. Asal lo tau aja, tanpa gelar sebagai panglima pun mereka bakal tetap jagain gue."

"Because, I am the queen."

Tanpa menunggu balasan dari Echi, ia melenggang begitu saja meninggalkan Echi yang menggeram kesal di tempat. Ia menatap penuh dendam pada Alissa yang semakin menjauh dari pandangannya.

"Awas aja lo, tunggu aja pembalasan kami," gumam Echi pelan.

----

"Eh liat gak? Tadi pagi Alanzio datang bareng Sia."

"Yang bener? Berarti sekarang Zio udah gak bareng Alissa lagi dong? Bagus sih, biar mampus tuh lonte!"

"Eh, tapi katanya mereka udah nikah kan? Kok enggak dapat panggilan dari sekolah sih?"

"Biasa, pasti nyuap tuh. Kan Alissa anak Pak Malik, salah satu donatur terbesar di Budi Bangsa."

Gosip terheboh hari ini itu terdengar hampir di sepanjang koridor, membuat telinga Alissa menjadi pegang dan panas. Namun, ia saat ini cukup malas untuk kembali berdebat setelah bersama Echi tadi.

Ia mempercepat langkahnya menuju kelasnya dan masuk ke dalam. Terlihat di kelas tersebut terdapat kerumunan dengan Sia yang berada di tengah-tengah mereka.

Marry Me! Where stories live. Discover now