22. Cemburu

49.2K 3.9K 134
                                    

Happy reading♡

Mood Alissa benar-benar hancur setelah pembicaraannya tadi dengan Aiden, kini ia berjalan keluar dari kelas seorang diri, tak ada Shasa ataupun Sia yang menemaninya. Alissa hanya ingin benar-benar sendiri saat ini.

Koridor yang ia lewati lumayan sepi karena jam masih menunjukkan waktu belajar, hanya saja guru yang seharusnya mengajar di kelasnya kebetulan sedang ada kepentingan mendadak. Jadilah mereka hanya diberikan tugas tanpa pengawasan.

Mata Alissa tertuju pada seorang siswa laki-laki yang kebetulan berjalan tak jauh dari dirinya, ia pun berlari kecil menghampiri pria itu. "Gevian!" panggil Alissa.

Gevian yang melihat Alissa memanggilnya pun menghentikan langkahnya. "Kenapa lo manggil gue?"

"Alanzio di mana?" tanya Alissa, pasalnya Gevian ini adalah teman satu kelas Alanzio dan setau Alissa dia juga duduk bersama suaminya itu.

"Di ruang OSIS," jawab Gevian. "Dia lagi sibuk bacain laporan program kerja divisi OSIS, ini gue mau beli minuman buat dia."

Kepala Alissa mengangguk kecil dengan senyum merekah yang seketika terbit di wajahnya. "Thanks!" Tanpa menunggu jawaban dari pria itu, ia segera berlari ke arah datangnya Gevian tadi.

Langkahnya berbelok menuju koridor yang berisi ruangan-ruangan dengan papan yang menunjukkan nama ekstrakulikuler yang ada di SMA Budi Bangsa, ada sekitar 30 ekstrakulikuler di sana. Setiap ekstrakulikuler pun juga disediakan ruangan dengan luas dan fasilitas yang sama.

Langkahnya terhenti di depan pintu yang bertulis Ruang OSIS dengan logo OSIS yang tertempel di depan pintunya. Tanpa mengetuk terlebih dahulu, Alissa langsung menyelonong masuk ke dalam secara diam-diam.

Niat hati ingin memberikan kejutan pada Alanzio, malah dia yang kini diberikan kejutan oleh pria itu. Di depan sana terlihat Alanzio dan Sia tengah duduk berdampingan, mereka terlihat sangat dekat, bahkan seperti tak berjarak sedikit pun.

Entah mengapa dada Alissa seketika sesak melihat pemandangan yang tersaji di depannya, kedua matanya memanas dan mengabur seketika.

Saat Alissa ingin keluar dari ruang OSIS, ia tak sengaja berpapasan dengan Gevian yang baru saja datang dengan dua kaleng minuman bersoda di tangannya. Pria itu menatap bingung pada Alissa.

"Loh, Lis? Enggak jadi masuk?" tanya Gevian.

Namun, Alissa sama sekali tak mengindahkan ucapannya, ia berlari meninggalkan ruangan itu dengan dada sesak. Sementara Alanzio yang dikejutkan oleh suara Gevian pun berdiri mematung melihat ke arah pintu.

"Itu Alissa kenapa?" tanya Gevian seraya menatap Alanzio yang masih terduduk di tempatnya.

Lagi-lagi Gevian tak mendapat jawaban atas pertanyaannya, Alanzio malah berlari keluar menyusul arah Alissa berlari. Jantung pria itu berdegup dengan sangat kencang, apalagi setelah melihat wajah terkejut Alissa tadi.

Gevian yang ditinggal hanya menatap cengo punggung Alanzio yang semakin menjauh, ia menggelengkan kepalanya seraya meminum salah satu minuman yang ia bawa. "Dasar, pasangan aneh!"

----

"Lis!" panggil Alanzio yang berusaha menggapai tangan Alissa.

Mendengar suara Alanzio entah mengapa membuat Alissa semakin mempercepat larinya, tetapi hal itu tak membuat Alanzio menyerah begitu saja. Hingga akhirnya ia berhasil menangkap tangan Alissa dan menggenggam tangan gadis itu.

"Lis, kamu kenapa?" tanya Alanzio seraya membalikkan tubuh istrinya agar menatapnya dengan jelas.

Kedua mata Alissa tampak berkaca-kaca, bahkan beberapa bulir air mata sudah terjatuh di pipinya, mengundang kebingungan di wajah Alanzio.

Marry Me! Where stories live. Discover now