12. Belum telat kan?

72.7K 8K 973
                                    

Tandai typo.

Happy reading ❣️

oOo

Kepergian Bu Tini sudah berlalu tujuh hari yang lalu. Hari-hari sudah dilewati keluarga Mayang dengan tabah. Pak Warno pun sudah kembali kerja, Ari juga Riska sudah beraktivitas seperti biasa. Serta pasangan pengantin baru, yang masih canggung juga malu-malu.

Damar mengetuk pintu kamar istrinya, sejak malam pertama pernikahan mereka belum pernah  bersama. Pak Warno belum terbiasa tidur di kamarnya sendiri semenjak kepergian Bu Tini, sehingga Damar lebih memilih menemani Pak Warno dan Ari tidur di ruang tengah, sedangkan Mayang dan Kirana lah yang tidur di kamar.

Mayang yang sedang berganti baju pun gugup, karena lupa mengunci pintu kamar. Dia juga tahu kalau Damar lah yang mengetuk pintu, tujuh hari tinggal seatap dengan suaminya, Mayang mulai paham kebiasaan Damar, selalu mengetuk pintu kamar jika ingin masuk.

Kebiasaan itu berlaku sampai sejauh ini, entah jika nanti mereka sudah pindah di rumah milik Damar.

"Iya, sebentar Mas." Ujar Mayang sembari berusaha mengaitkan pengait bra di punggungnya. Karena terburu-buru dan tidak ingin Damar menunggu lama, Mayang segera memakai baju tanpa sadar kaitan bra Mayang terpasang terlalu kuat.

"Sudah siap?" Tanya Damar saat sang istri membuka pintu kamar.

"Bentar, tinggal sisiran sama pakai bedak." Jawab Mayang sedikit gugup, saat ini di rumah hanya ada mereka berdua. Pak Warno pagi tadi sudah berangkat bekerja. Sedangkan Kirana baru diantar Damar sekolah, juga Ari dan Riska yang beraktivitas seperti biasa.

Tak ingin membuang waktu Mayang segera berjalan di meja riasnya, mulai merias wajahnya dengan makeup tipis pagi ini. Sedangkan Damar lebih memilih duduk di tepi ranjang, sambil menunggu sang istri.

Sesuai rencana hari ini mereka akan pergi ke kota, untuk membeli perabotan rumah Damar yang sudah selesai direnovasi. Kemarin Mayang diajak suaminya untuk melihat rumah mereka nantinya, tak menyangka Damar merenovasi total bangunan yang beberapa tahun tidak dihuni.

Sebenarnya mereka belum berencana pindah dalam waktu dekat, Mayang ingin setidaknya menunggu empat puluh hari kepergian ibunya. Namun, kembali lagi atas kesepakatan mereka nanti, lagi pula Damar juga belum membicarakan tentang hal ini.

"Udah, yuk." Ajak Mayang setelah berdiri dan menenteng tas andalannya, bukan tas branded atau pun import, tas selempang itu dia beli di toko online setelah mendapat gaji pertama hasil mengajar les. Mayang sama sekali tidak gengsi, toh sekarang banyak tas yang kualitasnya bagus dengan harga yang terjangkau.

Damar yang melihat penampilan istrinya pun tersenyum, lalu berdiri. Hari ini Mayang terlihat lebih segar dari sebelumnya, istri Damar yang masih gadis itu mengenakan blouse kotak-kotak yang warnanya senada dengan kemeja Damar. Sungguh, hal itu juga tidak disengaja.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Nikahi Aku, Mas! Where stories live. Discover now