Damar menutup pintu kamar Kirana setelah menggendong sang putri yang sudah ketiduran sejak di rumah orang tuanya. Saat ini sudah larut malam, dan mereka sampai rumah.
Sebenarnya bisa saja menginap di rumah keluarga Pak Tejo, namun rasanya tidak nyaman jika meninggalkan rumah sendiri. Lagi pula rumah mereka dekat dan membawa mobil.
Kini giliran Mayang yang masih harus menimang Krishna. Bayi laki-laki itu sempat menangis, karena kaget mendengar bunyi pintu mobil yang ditutup oleh Damar terlalu keras. Tentu saja Damar tidak sengaja, posisinya dia sedang menggendong Kirana yang juga sedang memeluk boneka baru itu dengan erat, hingga Damar repot sendiri dan menggunakan kakinya untuk menutup pintu mobil. Laki-laki itu tidak sadar, jika masih ada Krishna dan Mayang yang masih ada di dekatnya. Krishna pun menangis, membuat sang ayah merasa bersalah.
"Udah merem, yang?"
Mayang pun menoleh ke arah sang suami yang baru masuk kamar. Dilihat Damar tengah mengganti bajunya dengan kaos oblong dan celana pendek.
"Udah. Tapi nggak mau lepas nenen." Jawab Mayang lirih, sembari mengusap rambut lembut Krishna yang enggan melepas sumber mata airnya.
"Kasihan cah, jagoannya ayah." Ucap Damar setelah mendaratkan pantatnya di pinggir ranjang, tepat di sebelah sang istri yang tengah berbaring miring. "Maaf ya, le. Sampai gitu banget nangisnya."
"Emang anaknya kagetan deh, kayaknya."
"Ya kan masih kecil, bunda. Dulu kakak Kirana juga gitu pas masih bayi." Tanggap Damar, setelah itu laki-laki itu memilih keluar kamar sembari menenteng laptop. Dia teringat belum merekap hasil panen hari ini.
Sampai dia lupa, kalau sang istri belum memberikan hadiah kepadanya.
oOo
Usai memastikan putranya tertidur lelap, Mayang pun beranjak dan membersihkan dirinya. Malam ini dia sudah memantapkan hatinya, untuk memberikan 'kado' yang sudah dia janjikan kepada sang suami.
Gaun tidur berwarna maroon menjadi pilihannya malam ini. Kain satin dengan hiasan renda itu memiliki potongan yang rendah di bagian dada. Hingga setengah dari volume payudara Mayang terlihat menyembul, ditambah produksi asi yang tengah derasnya sangat mempengaruhi volume benda tersebut.
Mayang bersolek di depan cermin. Diamati setiap lekukan bentuk tubuhnya. Ada rasa tidak percaya diri menghiasi suasana hati Mayang. Tubuhnya belum kembali sejak melahirkan Krishna, memang dia sudah turun beberapa kilogram. Namun, Mayang rasa belum puas, setidaknya berat badannya bisa mencapai angka sebelum dia hamil Krishna. Walaupun sulit, setidaknya dia akan mengusahakan dengan berjalannya waktu.
"Nggak ada seksi-seksinya." Ujar Mayang lirih sembari mengusap kedua lengannya secara bersilang. "Gedhe banget, kayak kentongan buat mukul maling."
YOU ARE READING
Nikahi Aku, Mas!
RomanceDuda series dari She Jasmine menyapa kalian 🤗 Cerita semi dewasa ya, harap lebih bijak untuk memilih bacaan :) oOo Mayang Asmarini, gadis yang baru menyelesaikan status mahasiswa itu harus dihadapkan dengan segala tuntutan yang tak lain dari ayahny...