26. Cerita masa lalu

51.6K 7.3K 549
                                    

Hai!
Setelah dilanda kebimbangan akhirnya part ini muncul juga.

Semoga suka dan jangan lupa tandai typo ya.

Happy reading ❣️

oOo

Damar memarkirkan motornya di teras rumah. Rahangnya mengeras menahan diri untuk tidak lepas emosi. Pintu rumah terkunci, tanda sang istri masih di rumah mertuanya yang katanya sakit.

Satu paket yang berukuran sedang di lempar di sofa ruang tengah setelah pria tersebut berhasil masuk dengan kunci cadangan. Dirogoh sakunya guna mencari handphone untuk menghubungi Mayang, istrinya.

"Di mana?"

"Masih di rumah bapak, Mas. Ada apa?"

"Kirana?"

"Kirana juga di sini, dia masih tidur." Suara dari seberang terdengar ragu, mungkin Mayang merasakan ada sesuatu yang beda dari sapaan Damar saat menelepon.

"Pulang sebentar." Perintah Damar tanpa menunggu jawaban sang istri, dia mematikan sambungan telepon secara sepihak.

Damar menghela nafasnya panjang, dia tidak mengira kalau dugaannya selama ini benar. Pernah suatu hari dia mendapati satu pesan di ponsel sang istri, yang menanyakan tentang kabar Kirana dan mengatakan ingin bertelepon. Yang ada di pikiran Damar hanya terlihtas satu orang, yaitu sudah pasti mantan istrinya.

Damar mengira setelah Kirana lepas dari iPad dan hadirnya Mayang di kehidupan mereka dapat memutuskan komunikasi dengan mantan istrinya. Selama ini Damar tidak suka setiap kali melihat Kirana berinteraksi dengan mantan istrinya, laki-laki itu merasa sakit hati dan kecewa luar biasa. Bahkan sampai detik ini Damar masih belum memaafkan atas apa yang terjadi di masa lalu yang dia sadari justru membuat Kirana terluka.

Kini lagi-lagi rasa kecewa itu muncul kembali, saat dia mendapati paket yang diantar kurir siang tadi waktu dia tidak di bengkel. Damar merasa tidak sedang memesan apa pun, namun melihat nama pengirim seketika memancing emosi laki-laki tersebut.

"Arrghhh.. Dancok!" Umpat Damar sebelum memutuskan mandi sore agar merasa lebih tenang, sembari menunggu istrinya yang sudah menyembunyikan sesuatu darinya selama ini.

oOo

Di sini lah Mayang berdiri gelisah ragu untuk keluar kamar. Sesampainya Mayang di rumah, Damar sama sekali tidak menyapanya atau hanya sekedar basa-basi menanyakan kabar Pak Warno. Bahkan laki-laki itu juga seakan enggan bertanya, kala mendapati Kirana tidak ikut pulang bersamanya.

Melihat ekspresi dan gelagat dingin Damar membuat Mayang sedikit takut, baru kali ini selama tinggal bersama Mayang mendapati wajah dingin suaminya.

"Mau Mayang buatkan wedang jahe, Mas?" Tawar Mayang memutuskan untuk menyusul Damar yang duduk termenung di teras rumah.

Sontak Damar mengalihkan pandangannya menatap istrinya sebentar, lalu memalingkan wajahnya lagi. Sejak tadi Damar sengaja menyendiri untuk menenangkan diri, dia tidak ingin lepas kendali dan menyebabkan kesalahan pahaman keduanya.

"Nggak usah. Saya sudah buat kopi." Jawabnya menunjuk secangkir kopi yang ada di meja sebelahnya.

Mendengar jawaban suaminya, Mayang pun sedikit canggung, ragu untuk memulai bertanya tentang apa yang terjadi pada suaminya.

Nikahi Aku, Mas! Where stories live. Discover now