21. Malam panjang 🔥

152K 7.4K 498
                                    

Hai happy reading ❣️

Membaca dari judul jadi harap berhati-hati ya dalam membaca, anda memasuki area adegan dewasa 🔞.

Semoga suka dan jangan lupa tandai typo ❤️

ooo

Damar menatap datar sang istri yang terbaring di sampingnya. Mayang yang merasa sang suami sudah badmood pun hanya bisa menampilkan ekspresi wajahnya yang tersenyum polos, berharap suasana hati Damar kembali membaik.

Seharusnya jika tidak ada drama, mereka saat ini sudah berkeringat bersama di ranjang. Namun, gara-gara seekor cicak yang jatuh dari atap sukses merusak mood pasangan suami istri tersebut.

Damar hanya bisa menghela nafas mengingat kejadian barusan. Dia pikir Mayang berteriak memanggil karena sudah tidak sabar untuk menghabiskan malam bersama, namun sayang sekali wanita tersebut malah berdiri diatas kursi rias dengan kedua tangan menutupi wajah kegelian.

Ya, Mayang sangat geli dan takut dengan binatang itu. Mayang paling tidak bisa jika bertemu dengan binatang cicak, gara-gara kejadian dulu saat dia masih sekolah pernah dikerjain temannya yang menaruh cicak di pundaknya, wanita itu tidak menyadari sampai dimana binatang itu merambat di leher Mayang yang menyebabkan dia kegelian.

Bahkan sampai sekarang, Mayang seakan trauma dan jijik dengan cicak. Mengingat tekstur kulit binatang tersebut, membuat Mayang kegelian.

"Jangan marah Mas..." Bisik Mayang lirih melihat wajah murung sang suami akibat penolakannya saat Damar memulai mengendus di lehernya.

"Ayo gapapa, asal jangan ngendus di leher. Mayang geli Mas, apalagi habis lihat itu tadi.. Hiiih.." Ujar Mayang merasa tak enak hati setelah tadi mendorong kepala Damar dengan keras.

Memang setelah kejadian tadi mereka sempat akan melanjutkan aksi bercinta, namun seketika harus terhenti ketika Mayang mendorong kepala Damar dengan keras saat laki-laki itu mulai mencumbu lehernya. Mayang sungguh tidak bermaksud menolak suaminya, hanya saja tiba-tiba terlintas dibayangannya saat binatang tadi merayap di lehernya.

"Sudahlah, cepat tidur saya sudah mengantuk." Spontan Mayang mengeratkan tubuhnya pada Damar, seakan tak ingin melepas pelukan mereka.

"Ih baru jam sembilan, biasanya juga boboknya malam. Mau Mayang pijat?" Tawar Mayang berharap Damar menerima dan membalikkan mood suaminya.

"Nggak usah. Kamu sendiri juga capek."

"Nggak capek, kan yang kerja seharian Mas Damar, emang nggak boleh istrinya mau pijat suami?"

Damar pun menerima dengan pasrah saat tangan Mayang mulai bekerja memijat tubuhnya. Dengan senang hati Mayang pun memijat tubuh sang suami, walaupun sebenarnya dia bermaksud dengan menebus rasa bersalahnya.

Jangan sampai aku berdosa karena nolak suami, sebisa mungkin Mas Damar harus puas lahir batin.

"Enak nggak Mas?"

"Apa?" Tanya Damar bergumam, saat ini lelaki itu tengah tengkurap dengan telanjang dada merasakan pijatan dari tangan sang istri.

"Pijatannya Mayang enak nggak? Berasa kan?" Tanya Mayang mengingat selama menjadi suami istri, Damar belum pernah memintanya untuk memijat, Damar lebih sering meminta diidak - idak (diinjak-injak) oleh Kirana.

"Huum.. kurang kencang dikit." Pinta Damar dengan mata terpejam, saking keenakan.

Cukup lama Mayang memijat tubuh suaminya, bahkan suasana kamar menjadi panas terbukti keringat mulai membasahi dahinya. Damar yang merasa keenakan masih tengkurap namun matanya terbuka menatap sang istri yang sudah duduk di sebelahnya, sedang melepas bra yang ada dibalik gaun tidur.

Nikahi Aku, Mas! Where stories live. Discover now