31. Pergi ke Surabaya

57.3K 7.1K 411
                                    

Hola temans readers ku! ❣️

Kangen yaa sama ayahnya Kirana?
Eh maksudnya Kirana🤭
jangan rindu ayahnya ya karena ada pawangnya yang galak, bisa-bisa ngamuk nanti 🙈😂

Jangan lupa vote dan ramaikan komennya, juga tandai typo ya 😍

Happy reading teman-teman, semoga kalian suka ❤️

oOo

Masa liburan Kirana pun datang. Hadiah yang dijanjikan Mayang juga sudah diberikan pada Kirana karena anak itu telah menyelesaikan ujian semester dengan baik, bahkan nilai Kirana juga bagus-bagus walaupun ada satu mapel yang kurang memuaskan. Namun hal itu tidak jadi masalah bagi Damar dan Mayang, karena mereka memaklumi tidak semua pelajaran bisa dikuasai oleh putri mereka.

Kirana bahagia mendapat hadiah sebuah tenda camping yang diinginkan baru-baru ini. Gara-gara melihat foto sang ayah saat mendaki gunung dulu, Kirana ingin merasakan tidur di tenda camping. Walaupun tetap saja tenda itu hanya dipasang di dalam rumah.

Rencana liburan keluarga sudah disusun Damar sedemikian rupa. Laki-laki itu tidak melupakan janjinya pada Ratih yang dulu ingin mengajak anak-anak berlibur di saat liburan sekolah tiba. Namun, semua rencana Damar pupus karena Kirana ingin berlibur ke Surabaya bertemu dengan mamanya. Mayang pun sudah membujuk sang suami sedemikian rupa, namun Damar masih enggan memberikan lampu hijau. Hingga, di hari ketiga Kirana libur pun Damar masih belum ada tanda-tanda untuk menyetujui keinginan Kirana untuk bertemu dengan mamanya.

Luluhnya Damar saat itu hanya karena merasa diabaikan oleh istri dan anaknya. Mayang dan Kirana begitu kompak untuk mengabaikannya, bahkan Mayang juga memilih tidur bersama Kirana dibanding di kamar bersamanya. Ditambah lagi, embel-embel keinginan Mayang yang mengidam ingin staycation menginap di hotel yang ada bath up-nya. Semua drama yang dilakukan Mayang pun berhasil, Damar akhirnya luluh dan di hari Jumat mereka berangkat ke Surabaya untuk mengantar Kirana bertemu dengan Elisa, mama kandung Kirana.

"Kirana, pokoknya nanti kalau ayah telepon harus dijawab ya? iPadnya jangan ditaruh disembarang tempat, harus dijaga terus kalau ada apa-apa Kirana langsung telepon ayah. Ayah sama bunda nginap di hotel, hari minggu sore ayah jemput lagi." Ujar Damar untuk kesekian kalinya, sebelum Kirana turun dari mobil yang sudah berhenti di depan rumah mama kandung Kirana.

Entah mau bahagia atau kesal, Mayang menghela nafas begitu mendengar perkataan suaminya yang sudah diucapkan berkali-kali pada sang putri.

"Mas, Kirana cuma mau tinggal sama mamanya, bukan mau perang. Udah berapa kali coba Mas Damar pesan gitu?" Gumam Mayang membuat Damar menggaruk tengkuknya, salah tingkah.

"Ayok Nak turun, bunda antar." Ajak Mayang merasa jengah, sudah hampir sepuluh menit mereka berada di mobil menunggu seseorang yang keluar dari balik pagar rumah Elisa.

"Nggak usah, ngapain turun?" Ujar Damar mencegah Mayang yang akan  membuka pintu mobil. Dengan sabar Mayang menghela nafas, lalu berkata lembut memberi paham pada sang suami, "sebentar aja, Mas. Kasihan Kirana nunggu lama, mungkin si mbaknya lagi sibuk."

Mau tak mau Damar pun mengalah, membiarkan Mayang dan Kirana turun mobil, dia juga sempat memberikan kecupan pada Kirana sebagai tanda perpisahan untuk dua hari ke depan. Benar saja, perkataan Mayang, tak lama dia menekan bel pintu keluarlah seorang wanita dewasa yang tergopoh-gopoh membuka pintu pagar. Mbak Anjar, pengasuh Kirana sejak kecil yang sekarang masih mengasuh anak Elisa.

Nikahi Aku, Mas! Where stories live. Discover now