30. Satu fakta baru

61.1K 7K 617
                                    

Happy weekend guys :)

Gimana hari ini? Semoga hari kalian menyenangkan, ditambah baca part ini ya 😚

Yuk vote dulu dan jangan lupa ramaikan komentar ya 😍

Happy reading teman-teman, tandai typo jika ada 🤗

oOo

"Iya Mama, nanti kalau liburan Kirana ke Surabaya."

"Janji ya? Nanti kita beli baju princess lagi kalau pas mama libur kerja."

"Iyaa.."

"Ya sudah, Mama tutup ya teleponnya? Adik Keenan nangis. Dadahhh Kirana.."

"Dahhh.. Mama..." Jawab Kirana lirih juga raut sendu menghiasi wajah gadis kecil itu.

"Dasar anak cengeng, padahal baru sebentar telepon mama." Kirana bergumam kesal, dia tak bisa menyangkal rasa rindu pada mamanya. Semenjak komunikasi mereka mulai membaik, Kirana sedikit demi sedikit mulai merasakan kedekatan dengan mama kandungnya. Walaupun hanya dengan panggilan video yang dilakukan seminggu sekali, hal itu bisa membuat Kirana membuka diri dengan mama kandungnya.

Usai memutuskan panggilan telepon Kirana pun mencari sang bunda berniat untuk mengembalikan handphone. Kirana tak lagi memegang iPad miliknya, terkecuali saat dia merasa jenuh dan tidak ada teman main. Sehingga, benda itu jarang dipegang dan sekarang lebih diambil alih oleh sang ayah.

Merasa tak mendapati sang bunda di ruang keluarga, Kirana pun berjalan ke kamar orang tuanya. Pintu kamar terbuka setengah, tanpa bersuara gadis kecil itu pun membuka pintu dan mendapati wajah terkejut kedua orang tuanya.

Merasa sudah ke tangkap basah, Mayang sesegera mungkin membenahi kancing dasternya yang terbuka sebagai akibat ulah sang suami. Namun, berbeda dengan Mayang justru Damar malah mengeratkan pelukannya pada tubuh Mayang. Hal itu membuat Kirana mencibir dan mengejek sang ayah.

"Ih, ayah kok peluk-peluk bunda gitu sih?" Tanya Kirana terkesan posesif.

Damar tak menghiraukan Kirana, dia juga tak ada pergerakan untuk melepas diri. Justru hal itu membuat Mayang bertanya-tanya, untuk pertama kalinya Damar bersikap manja di depan Kirana.

"Emang Kirana aja yang boleh  peluk-peluk bunda? Ayah juga boleh kali." Jawab Damar dengan suaranya yang tenggelam karena wajahnya menempel erat pada tubuh sang istri.

Kirana mendaratkan bokongnya di sebelah Mayang, tentu dengan wajah cemberut karena ini kali pertama dia melihat ayahnya memonopoli bundanya.

"Udah selesai teleponnya? Sini peluk bunda." Lengan kiri Mayang terbuka agar Kirana juga bergabung dengan mereka. Namun gadis kecil itu malah mengambil posisi ditengah-tengah ayah bundanya, dan berusaha untuk melepaskan pelukan Damar yang kian erat pada tubuh Mayang.

"Ayah ih, Kirana mau ditengah."

"Ayah mau peluk bunda, Ki."

"Kirana juga mau peluk bunda. Ayah kan udah lama peluknya."

"Mana ada ih, ayah baru juga peluk. Ayah kan capek pulang kerja, kudunya dipeluk bunda biar capeknya ilang." Jawab Damar mengarang, membuat Mayang meringis melihat sisi lain dari Damar.

"Ih ayah lebay..." ejek Kirana lalu mengalah. Dia memposisikan dirinya di samping kiri Mayang, juga ikut memeluk tubuh Mayang hingga kini wanita itu diapit dua orang kesayangannya.

Nikahi Aku, Mas! Where stories live. Discover now