25. Resepsi

56.4K 6.7K 385
                                    

Holla! Aku update 😍

Absen dulu sini sebelum baca part ini, minta tolong tandai typo ya kali aja aku nggak teliti 🤭

Terima kasih dan appy reading teman-teman 😍

oOo

Teras rumah Damar kini ramai penuh dengan murid-murid Mayang yang hari ini dijadwalkan les. Cukup banyak murid Mayang untuk saat ini, bahkan wanita itu sempat ingin menolak saat kelas lainnya ikut bergabung. Bukannya tidak senang, namun Mayang takut jika nantinya banyak murid yang masuk membuat dia tidak fokus dan anak-anak juga banyak yang main dibanding memperhatikannya mengajar. Berbeda lagi kalau di sekolah, mungkin Mayang tidak akan mengkhawatirkan hal tersebut.

"Ayo siapa yang bisa mengerjakan soal ini? Setelah itu kalian boleh pulang." Ujar Mayang memberikan soal latihan terakhir untuk hari ini.

Ke lima anak-anak itu pun berebut spidol yang dipegang oleh Mayang. Bahkan ada yang rela tengkurap badannya ditimpa oleh temannya.

"Udah - udah cah, kasihan Yoga ketimpahan ini lho." Ujar Mayang yang tak bisa menahan tawa melihat tingkah anak didiknya. Lalu sesuai kesepakatan mereka semua hompimpa menentukan siapa yang mendapat kesempatan untuk mengerjakan soal di papan tulis.

"Nah, aku. Yes!" Seru Yoga saat dia bisa mengalahkan suit dengan Nabila.

"Ya sudah Nabila, Bagas, Mei sama Dika kerjakan di buku juga, nanti dikoreksi bareng."

Usai berpamitan mereka pulang menaiki sepeda bersama-sama. Sedangkan Nabila tengah menunggu Mayang yang akan mengantarkan pulang, juga menjemput Kirana yang tadi ikut Ratih ke rumah Pak Tejo.

Sesampainya di rumah sang mertua, Mayang melihat motor Damar yang terparkir gagah di depan halaman rumah. Sedikit bertanya-tanya mengingat jam masih siang, biasanya Damar masih di bengkel.

Bersama Nabila, Mayang pun masuk rumah langsung menuju dapur. Dimana dia melihat sang suami bersama ipar dan ibu mertuanya.

"Lho, sudah selesai lesnya?" Sapa Ratih saat Nabila menghampirinya.

"Udah. Nabila pulang sama Tante. Kirana mana, Ma?"

"Kirana bobok di kamarmu, sana ikutan bobok siang." Ujar Ratih dan Nabila pun menuruti meninggalkan orang-orang dewasa di sana.

"Apa itu, Nduk? Kok bawa rantangan." Tanya Bu Tejo melihat menantunya meletakan panci rantang di meja.

"Ini tadi Mayang buat kolak ubi sama pisang, kemarin bapak cabut ubi di kebun." Jawab Mayang lalu duduk di sebelah Damar yang tengah menyeruput kopi.

"Udah lama di sini, Mas?"

Damar menggeleng kepala menatap sang istri, "Barusan kok, ini kopinya masih panas. Baru dibuatin ibu."

"Jadi gimana? Mau resepsi, Dik?"

Mayang yang mendengar pertanyaan dari Ratih pun melongo heran, lalu menatap sang suami yang juga menatapnya seakan menunggu jawaban.

"Mas.."

"Hm? Mau kan kita resepsi?"

Mayang menghela nafas, dia menebak Damar sudah mengatakan pada ipar juga mertuanya. Terlihat juga Bu Tejo yang menatapnya menunggu jawaban darinya.

"Gapapa Nduk, ini nikahan kamu yang sekali seumur hidup lho. Sebenarnya ibu juga sudah berencana mau usulkan resepsi, tapi ibu bingung cara ngomongnya gimana apa lagi awakmu baru berduka. Mau ya? Nanti biar ibu yang bicara sama bapakmu." Bujuk Bu Tejo pada menantunya.

Nikahi Aku, Mas! Where stories live. Discover now