28. Kencan DaMay

70.9K 7.4K 706
                                    

Akhirnya bisa update juga 😩

Tandai typo guys, semoga kalian menikmati part ini.

Perlu perjuangan banget buat upload part ini :(

Happy reading teman-teman tercinta ❤️

oOo

Sore hari Kirana membantu Mayang menyapu teras dan halaman rumah. Anak gadis itu mulai terbiasa melakukan pekerjaan rumah, tanpa harus di perintah. Jika biasanya Kirana melakukan pekerjaan rumah dengan embel-embel agar bisa bermain iPad, kini hal itu tidak lagi menjadi alasan untuk Kirana.

Terlebih selama ini Mayang selalu mengikut sertakan Kirana untuk terbiasa dengan pekerjaan rumah. Mayang dan Damar ingin mengajarkan kehidupan sederhana pada anak mereka, meskipun sebenarnya mereka mampu untuk membayar asisten rumah tangga. Mayang pun menolak, toh dia juga tidak bekerja dan masih mampu untuk mengurus rumah sendiri.

"Kirana nanti jadi bobok sama tante?" Tanya Mayang mengingat janjinya kemarin, Kirana ingin menginap bersama Riska berhubung besok hari libur.

"Oiya, jadi bunda."

"Beneran? Nanti nangis nggak?"

"Emang kenapa nangis? Ih- Kirana kan nggak cengeng bunda."

"Ya kali aja nangis, tengah malam minta antar pulang." Jawab Mayang terkekeh, tiba-tiba wanita itu terbayang masa kecilnya, yang mana Mayang si anak ibu sok-sokan ingin tidur di rumah Bupuh Wandari. Namun tengah malam dia menangis minta diantar pulang lantaran tidak bisa tidur nyenyak karena tidak terbiasa tidur di tempat orang juga ingin dipeluk ibu, katanya. Mayang masih ingat betul saat itu umurnya seumuran dengan Kirana saat ini.

"Nggak dong. Kan nanti boboknya sama Tante Riska."

"Ya udah, nanti bunda bekalin brokoli krispinya." 

Kirana pun bersorak senang, brokoli dan bunga kol krispi saat ini menjadi salah satu cemilan favoritnya. Tak jarang anak gadis itu juga meminta dibuatkan nugget sayur ala sang bunda.

"Oke bunda."

Usai magrib mereka pun makan malam bersama, ditambah dengan Riska yang sengaja main ke rumah untuk menjemput Kirana.

"Nggak ikut makan di sini sekalian Ris?" Damar berbasa-basi pada iparnya. Laki-laki itu duduk di kursi makan menunggu sang istri yang mengambilkan porsi makan untuknya.

"Nggak Mas, ini tadi disuruh bapak beli sate ayam, katanya buat makan sama Kirana sekalian beli jajan." Sahut Riska yang masih menemani Kirana berberes, gadis kecil itu sedang kebingungan memilih boneka mana yang akan dia bawa menginap di rumah simbahnya.

"Lah Kirana nggak maem di rumah nih? Berarti brokoli krispinya buat ayah dong?" Goda Damar membuat Kirana berseru tidak terima, "jangan ayah! Itu brokoli krispi buat bekal Kirana, nanti mau dimaem di rumah Mbah No."

"Oiya? Mau dibawa?" Tanya Damar pada sang istri yang duduk di sebelahnya.

"Iya. Mau dibuat cemilan katanya. Nanti kalau Mas Damar mau tak buatkan lagi."

"Nggak kok, cuma godain Kirana aja." Jawab Damar pelan, agar tidak didengar oleh Kirana yang ada di ruang tengah.

"Kamu nggak makan, Yang?" Jantung Mayang berdegup kencang saat mendengar panggilan dari sang suami. Akhir-akhir ini Damar suka memanggilnya seperti itu, entah itu Yang karena namanya Mayang atau Yang panggilan Sayang yang selama ini hanya digunakan sang suami saat mereka sedang memadu kasih di ranjang.

Nikahi Aku, Mas! Where stories live. Discover now