23. Obrolan manis

74.7K 6.5K 1.1K
                                    

Hai!

Rindu nggak? Nggak kan? 😶

Absen dulu yuk, kalian dari daerah mana saja. Kali aja banyak yang ketemu tetangganya di sini 🤭

Happy reading guys! Seperti biasa tandai typo, jangan lupa vote, dan ramaikan komentar 😍

oOo

Mayang melamun disela kegiatan menjahitnya. Siang ini dia habiskan untuk menyelesaikan jahitannya setelah menjemput Kirana dan melayani makan siang Damar.

Namun, ada satu hal yang mengacau pikirannya. Perasaan gelisah menyelimuti suasana hatinya setelah satu nomor baru mengirim pesan padanya.

Sesuai dengan pembicaraannya dengan Ratih kemarin, siang tadi Elisa   si mantan istri Damar mengirim pesan padanya. Mayang semakin merasa tidak tenang, jika harus menyembunyikan hal tersebut dari Damar, suaminya.

"Mbak dicariin Mbak Yanti." Panggil Riska dari teras rumah.

Mayang pun segera membuyarkan lamunannya dan berjalan keluar rumah Pak Warno. Wanita itu mendapati Kirana yang tengah bermain bersama anak tetangganya juga Riska yang sedang menyapu halaman.

"Lagi sibuk, Dik?" Sapa wanita yang tengah menunggunya di kursi teras.

"Nggak Mbak, ini lagi latihan jahit aja. Ada apa Mbak?" Tanya Mayang pada Yanti, tetangga yang rumahnya tak jauh dari rumah Pak Warno.

Yanti pun menjelaskan tujuannya menemui Mayang, yaitu untuk meminta bantuan Mayang agar mau mengajar les putranya yang sekelas dengan Nabila. Wanita itu mengatakan bahwa dia tidak sanggup mengajari putranya sendiri karena pelajaran anak sekarang semakin sulit, sedangkan dia yang hanya lulusan SMP tidak mengerti pelajaran anaknya.

"Lha sebelumnya emang nggak les, Mbak?"

"Ya nggak Dik, ini kan les karena mau ujian-ujian, takutnya malah anakku ketinggalan pelajaran kalau nggak paham. Lha tanya aku ya nggak paham lho."

Mayang pun tersenyum, hari ini sudah ada dua orang yang memintanya untuk menjadi guru les anak-anak. Mayang pikir ini rejeki untuknya, namun dia tetap harus meminta izin dari Damar selaku suaminya.

"Aku bilang Mas Damar dulu ya, Mbak. Tadi Mbak Sita minta anaknya diles juga, sekelas sama Yoga juga kan?"

"Nah iya, sekelas semua toh sama keponakanmu, Nabila. Iya-iya nggak papa, nanti kabarin aja. Kalau nggak ya minta tak wa kamu aja, Dik. Ini tadikan kebetulan awakmu di sini."

Usai berbasa-basi dan waktu sudah menunjukkan sore hari, Mayang pun pulang bersama Kirana. Sebelum itu mereka mampir ke toko makmur bersama untuk belanja keperluan rumah tangga yang sudah habis.

"Cimory boleh, Bunda?"

"Boleh. Kirana ambil aja."

Kirana pun mengambil dua botol cimory di lemari pendingin. Tak lupa gadis kecil itu mengambil cemilan favoritnya. Sedangkan Mayang tengah mengingat beberapa kebutuhan rumah tangga yang sudah habis, dia lupa tidak membawa catatan karena diluar dugaan saat Kirana mengajak membeli jajan.

"Sudah, Ki? Bunda sudah selesai."

Kirana mengangguk dan mengikuti langkah kaki sang bunda yang berjalan ke kasir. Selesai melakukan pembayaran kedua perempuan Damar yang berbeda usia itu pulang ke rumah, sebelum nantinya menyambut kedatangan baginda raja pulang dari mencari nafkah.

Nikahi Aku, Mas! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang