Asyifa

5.4K 212 2
                                    

Uhuuuu, ketemu lagi nih.
Lagi semangat2 nya ngetik deh
Sorry for typo 😁
Jgn lupa votement 😍
Happy Reading😅

Seorang perempuan sedang berlarian menyusuri koridor kampus. Sesekali ia melihat jam tangan hitamnya. Ia mengumpat pelan kala jarum jam menunjukkan pukul 08.30 WIB.

Ia menaiki anak tangga, kemudian berlari lagi untuk mencapai ruang kelas. Tepat saat ia sampai di kelas pojok lorong, ia mengatur nafas sejenak. Kemudian mengetuk pintu dan mengucapkan salam.

“assalamualikum pak” ucapnya dengan nafas yang ngos ngosan.

“walaikumsalam. Kenapa terlambat?” sentak sang dosen sang sudah berumur tersebut. Dengan menggunakan kacamata minusnya, ia memicingkan mata.

Perempuan tersebut menelan ludahnya kasar. Ia berpikir untuk mencari alasan yang tepat untuk menjawab pertanyaan sang dosen.

“anu.. itu pak. tadi motor saya bocor, cari tambal ban susah. Jadi harus cari dulu”

“ sudah berapa kali alasan itu kamu pakai, Asyifa Yudhistya. Saya sudah bosan mendengarnya. Sekarang kamu keluar dari kelas”

Perempuan yang bernama Syifa tersebut melotot tajam. “ pak Raden, jangan dong. Hari ini kan ada kuis. Masa saya ngga ikut.”

Pak Raden pun menggelengken kepala malas “kalo sudah tau ada kuis, kenapa masih terlambat. Tidak ada alasan lagi. Silahkan meninggalkan kelas saya”

Syifa menghela nafas pelan, kemudian membalikkan badan berjalan dan meraih gagang pintu.

Syifa menghabiskan watunya di kantin kampus. Menikmati semangkuk bakso mercon yang telah ia pesan. Sambal memenuhi isi bakso, Syifa suka dengan rasa pedas.

sial pak Raden. Telat bentar langsung di usir. Bakal ada kuis susulan ngga si?’ batin Syifa sebal.

Asyifa Yudhistya, salah satu mahasiswa Universitas Duta Bangsa yang mengambil jurusan Ilmu Komunikasi. Perempuan berusia 20 tahun tersebut sudah memasuki semester 5. Sudah menuju semester akhir, ia akan disibukkan dengan berbagai macam kegiatan.

“ Cipa. enak ya, makan bakso ngadem disini. ” celetuk seorang perempuan berbaju army tersebut duduk di depan Syifa sambil meletakkan tasnya. Panggilan khususnya untuk Syifa, Cipa.

“enak enak pala lo.Lagian, ngadain kelas pagi amat. Siangan dikit kek."

"Ya serah dia lah, ada hak apa lo ngatur?" Sarkas Ros malas.

"Ya, dia kan tau gue telatan, toleransi waktu lah minimal." Sahut Syifa tak mau kalah.

Ros menonyor pelan kepala Asyifa "enak banget lo ya, dikira lo anaknya apa? Segala toleransi. Ga tau aja, temen lo ini berjuang dengan keras mengerjakan kuis yang super duper susah. Pikir aja, cuma kuis dong di buat nim ganjil genap, dikira lalu lintas apa." Omel Ros tiada henti. Ia memakan snack yang tersedia di meja.

" Lagian nih ya, lo berjuang paling nyari contekan. Ngga usah drama deh. Gue deg deg an nih, ntar ada kuis susulannya apa engga. tau sendiri gimana dosen satu itu. Killernya minta ampun." Jelas Syifa yang masih menikmati bulatan baksonya. Sesekali ia meminum es teh nya yang dapat meredakan rasa pedasnya.

“yeee, itu namanya juga berjuang. Berjuang mencari secercah harapan”
“halah bahasa lo, Ros Ros.”
Ros, nama lengkapnya Rosyana Indah Pertiwi. Teman sekaligus sahabat sejak mereka duduk di bangku SMP. Perempuan berusia 20 tahun, itu selalu mengikuti jejak Syifa. Entah mengapa ia begitu.

AbimanyuWhere stories live. Discover now