Gantung

1.6K 113 12
                                    

Jangan lupa votementnya 😚
Happy reading 😗
Bacanya jangan sambil esmosi ya, eh gapapa deh kalo udh buka puasa ekek
.
.
.
.
.
.
.


Abi berjalan cepat menuju sang pacar, meletakkan sebungkus seblak di meja ruang tamunya. Dengan perasaan tidak karuan Abi membawa Luna keluar dari rumahnya. Sedangkan Ros dan Danu memandang dengan  penuh tanda tanya. Syifa? Ia memasang wajah datar ketika sang suami memilih menemui sang pacar ketibang dirinya.

“Cip, siapa dia?” tanya Ros penasaran.
Syifa hanya mengedikkan bahu acuh, kemudian berlalu menuju kamarnya tanpa memperdulikan tamunya.

Sedangkan diteras, Abi sedang berusaha menenangkan Luna.

“Bi, jelasin maksud dari foto itu”

“itu.. Cuma foto biasa, foto keluarga. Kamu kan tau kal..”

“ aku ngga sebodoh yang kamu kira, jelas jelas disitu ada kamu sama Syifa foto pengantin. Foto akad Bi. Jujur sebelum aku cari tau sendiri” desak Luna yang tidak sabaran.

Abi menyugar rambutnya frustasi. Mengepalkan kedua telapak tangan beberapa saat agar hati dan pikirannya sedikit tenang. Luna semakin yakin kalau Abi tengah menyembunyikan sesuatu darinya.

“foto itu emang bener, akad aku sama Syifa” tutur Abi menunduk dalam. Luna terkejut mendengarnya. Tertawa dalam tangis nya. Ia bingung harus bereaksi seperti apa.

“aku sama dia di jodohin sama orang tua kita. tepatnya Alm. Mama nya Syifa. Beliau memberi amanah untuk menikahkan Syfa dengan ku. Dan kita selama ini hidup masing masing, ngga seperti rumah tangga pada umumnya. Aku juga beda kamar sama Syifa, aku masih ada perasaan sama kamu pas nikah sama Syifa. Sampai sekarang ini Lun.”

Luna kembail terisak pelan.

“tapi kenapa kamu harus nerima Bi, kalo kamu masih ada rasa sama aku. Harusnya kamu nunggu aku, bukan malah nikahin dia” pekik Luna cukup keras, mungkin terdengar sampai ruang tamu Abi.

“kamu juga lupa, kamu ninggalin aku tanpa pamit, tanpa kabar. Apa selama ini masih bisa dikatakan nunggu kamu?” tanya Abi balik. Disini bukan hanya dirinya saja yang salah, tapi Luna juga andil dalam masalah ini.

“tapi… argghhhhh” teriak Luna lagi.

“terus, sekarang kamu sama dia gimana? Mau lanjut sama pernikahan ini?”

Abi terdiam beberapa saat.

Luna tertawa miris. “atau jangan jangan kamu udah ada rasa sama dia? Kemungkinan besar iya kan, tinggal serumah, udah sah..”

“aku ngga seperti yang kamu kira Lun. Rasa aku masih sama, masih cinta sama kamu.”

“kalo gitu, cerain dia” titah Luna dengan datar.

Abi cukup terkejut mendengar penuturan Luna. Ia tak habis pikir masalah nya akan serumit ini. Disatu sisi ia mempunyai tanggung jawab kepada sang istri, disisi lain ada perasaan yang harus ia jaga.

“kenapa? Ngga bisa?” sindir Luna.

“ ngga segampang itu Lun, kamu ngertiin posisi aku”

“ semua gampang, kalo kamu ngga ada rasa sama dia. Udah berapa lama kamu nikah?”

“hampir setengah tahun”

Luna tertawa miris menertawakan nasib dan juga hatinya secara bersamaan. Ia menatap Abi dengan sinis. Ia kesal namun juga cinta secara bersamaan.

“ kalo kamu serius sama aku, cerain dia.” Kata Luna sambil melangkah meninggalkan Abi termenung diteras.

Abi meremas rambutnya frustasi. Ia bingung harus berbuat apa. Ia kira senua akan indah pada waktunya, ternyata salah. Malah bermasalah pada waktunya. Ia berjalan gontai menuju kedalam rumah. Ternyata masih ada Danu dan Ros yang berbincang bincang santai.

AbimanyuWhere stories live. Discover now