One Day

1.4K 91 1
                                    

Jangan lupa votement
Happy reading
Baca cerita aku yg akhir tak bahagia yukk
.
.
.
.
.
.

Manyu Coffee, 15.40 WIB

Abi tengah mengotak atik laporan keuangan yang baru saja di terima dari kepala coffee shopnya. Sedikit mengernyit ketika menemukan angka yang tidak sesuai dengan struk  kasir. Memijit pelipis ketika otaknya sudah mulai Lelah memandangi laporan keuangannya. Setiap akhir bulan, laporan keuangan masing masing coffee shop akan di kirim ke coffee shop pusat. Seperti saat ini, Abi masih setia di ruangannya.

Ia menyandarkan tubuhnya untuk beristirahat sejenak. Memejamkan mata sambil menikmati pemandangan kota Bandung yang sudah lumayan padat sore ini.

Ceklek

Abi menoleh dan mendapati Syifa berdiri disana membawa secangkir minuman. Kemudian berjalan kea rah Abi.

“duh duh. Pak CEO sibuk banget sih. Nih ada hot chocolate, diminum dulu. Kata mas Fery dari tadi kamu ngga keluar ruangan, kenapa?”

“nih lihat. Setumpuk laporan, mana angkanya ngga balance lagi. Thanks minumannya”

Syifa mengangguk sebagai jawaban, ia memandangi tumpukan kertas yang masih banyak. Kemudian Syifa mendekat untuk melihat isi laporan keuangan tersebut. Membolak balik kan tiap lembarnya.

“ngerti emang?” tanya Abi sambil menyesap hot chocolate yang masih mengepul asapnya.

Syifa meringis kemudian menggeleng sebagai jawaban.

“habis dari mana?”

“ini, tadi konsul buat skripsi”

“udah nentuin judul?”

“udah dong. Tadi udah mulai bab 1.” Ucap Syifa menaik turunkan alisnya.

Abi menatap Syifa sekilas, bisa bisanya sang istri bertingkah seperti itu.

“ya, semoga aja ngga ada drama kaya waktu laporan magang”

“dih. Jangan sampe. Amit amit. Dospem ku yang ini baik tauuu”

“yayaya. Balik sama aku aja, sekalian.”

Syifa menyengir tanpa dosa sambil menjawab. “ ehehe emang mau nebeng”
.
.
.
.
.
.
23.55 WIB

Abi sudah bersiap dengan kue bertuliskan ‘happy birthday istri’ dan  lilin  angka 21. Jangan tanya kenapa ia membuat tulisan seperti itu. Abi saja bingung. Ia buru buru masuk ke dalam kamar Syifa, untung saja kamarnya tidak dikunci. Jadi dengan mudah ia mengakses kamar Syifa.

Terlihat suasana gelap memenuhi ruangan Syifa hanya cahaya lilin sebagai penerangan. Syifa masih asyik bergelung dengan selimut tebalnya. Abi terkekeh melihat cara tidur Syifa, seperti anak kecil pikirnya.

Abi mengguncang pelan pundak Syifa. Masih tidak ada jawaban, Syifa hanya menggumamkan kata tidak jelas. Abi menggeleng dibuatnya.

“Syifa, bangun dulu” bisik Abi tepat di telinga Syifa, ia agak kesusahan membungkuk. Karena tangannya memegang kue dan harus menjaga keseimbangan agar tidak jatuh.

“mmmm” gumam Syifa sambil bangun dari tidurnya. Tapi tidak dengan membuka mata, matanya masih setia memejam.

“ Surprise. Happy birthday Syifa.” Pekik Abi yang membuat Syifa tersadar dari tidurnya.
Syifa mengerjapkan matanya bingung, suasana masih gelap dan terlihat seorang Abi di kegelapan memegang kue dengan lilin. Ia mengucek mata pelan sambil berusaha mengumpulkan nyawa.

AbimanyuWhere stories live. Discover now