H-2

2.7K 150 3
                                    

Ramein votementnya 😘
Happy reading 😊
Jangan lupa patuhi prokesnya. 😃







1 bulan kemudian
.
.
Semua persiapan pernikahan telah di rampungkan, sudah mencapai 95%. Hanya tinggal melangsungkan acara pernikahan Abi dan Syifa. Sifat keduanya masih sama jika bertemu, tidak ada perubahan akrab atau bagaimana. Ya, karena mereka bertemu hanya 3x dalam sebulan. Yang pertama saat tunangan, kedua saat pemilihan konsep wedding dan ketiga saat fitting baju.

Abi sekarang semakin sibuk. Bukan sibuk mempersiapkan pernikahannya, melainkan sibuk untuk Grand Opening Coffee Shop yang ada di surabaya. H-2 pernikahan tepatnya, saat Grand Opening.

“ma, besok Abi ijin berangkat ke Surabaya ya? kan Abi mau peresmian cabang.” Ujar Abi santai, sesekali menyesap coklat panas di tangannya.

Rora sontak menggeplak tangan Abi.

“mama. Untung ngga tumpah ini minum, panas tau ma. Kenapa sih, ngagetin Abi” omel Abi tidak terima, coklatnya pun masih aman ditangannya.

“kamu kalo ngomong ngga pake bismillah dulu. Tinggal 2 hari lagi kamu nikah, malah mau keluar kota. Ngga ada, ngga boleh.” Tolak Rora keras.

“ya terus gimana ma? Kan udah persiapan juga, tanggal udah di tentuin dari jauh jauh hari. Ngga mungkin juga mau di batalin.”

“ya lagian, kamu kenapa baru bilang sama mama? Tau gitu pernikahan kamu bisa di percepat.” Kata Rora gemas.

Ken datang ketika mendengar suara ribut dari ruang tamu, sudah ia duga pasti istrinya dan juga anak laki lakinya. Sudah biasa.

“ribut lagi?” celetuk Ken santai.

“pa, bilangin ke mama. Bolehin aku pergi ke Surabaya. Mau Grand Opening cabang, ngga bisa di batalin.” adu Abi seperti anak kecil.

“kapan?” tanya Ken santai.

Rora menyaut dengan cepat. “masa ya pa, anak mu ini mau pergi ke Surabaya. Padahal h-2 nikahannya dia. Harusnya dia kan dirumah, istirahat biar fit kondisinya. Kenapa ini malah sibuk begini.”

Ken bertanya 1 kata dan Rora yang menjawab berpuluh puluh kata. Ken sudah hafal akan sifat sang istri.

“kamu mau berapa hari disana?”

“sehari doang lah pa, malem udah balik ker Bandung lagi.”

“yaudah kalo gitu, kamu berangkat. Hati hati dijalannya”

“loh pa, kok di bolehin? Nanti ka..”

“jangan mikir aneh aneh, doain biar anaknya selamat sampai tujuan. Udah lah, repot amat si kamu ma.”

“enak aja repot, habis ini dia mau ada acara besar pa. Kalo dia sakit kan kasihan juga. Mana kalo sakit manjanya minta ampun.” Omel Rora masih menolak.

“ ya mau gimana lagi, peresmian cabang Abi kan udah di tentuin. Kalo di cancel ngga mungkin juga. Apa perlu kamu ikut ke Surabaya?”

Rora diam kalo Ken sudah berceramah panjang lebar seperti ini. sedangkan Abi, ia terbengong menyaksikan kedua orang tuanya beradu argumen.

“jadi keputusannya boleh apa engga?” tanya Abi kepo.

“ engga” “boleh” jawab Ken dan Rora kompakan.

Abi semakin bingung di buatnya. Ia harus menurut ke siapa? papa? Nanti durhaka sama emak, ngga bisa masuk surga. Kalo mama? Ia tidak bisa berangkat ke Surabaya.

AbimanyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang