Hubungan

1.5K 88 5
                                    

Jangan lupa votement
Happy Reading 😘




Rumah, 09.30 WIB

Hari rabu pagi ini Syifa habiskan dengan menonton film favoritnya. Fokusnya terpecah ketika manatap kearah Abi.  sibuk berkutat dengan ponsel nya. Sesekali terkekeh sambil mengetikka sesuatu. Syifa yang melihatnya sedikit heran. Tidak biasanya Abi akan memantau ponsel sampai beberapa jam seperti ini. Biasanya Cuma sesekali mengecek ponsel.

“tumbern hp nan mulu. Kenapa nih?” tanya Syifa menatap heran Abi.

Abi melirik sekilas, kemudian meletakkan ponselnya ke meja.

“kenapa? Cemburu?”

“dih. Amit amit banget. Ngga usah GR deh. Tumbenan aja, main hp dari tadi. Ngga kerja emang?”

“udah kaya, ngga usah kerja”

“sombong banget lo ya. Eh, btw. Kemarin, si Luna kan?” tanya Syifa serius.

Abi mengangguk sambil mencomot cemilan di tangan Syifa.

“kok bisa? Emang udah..”

“gue balikan.. sama ..dia” kata Abi sedikit tidak enak. Syifa yang mendengar cukup terkejut dengan penuturan Abi. Sedikit bingung, tapi...

“kenapa?”

Abi pun menceritakan kejadian kemarin. Tidak detail tetapi mampu membuat Syifa paham. Syifa menghela nafas sejenak. Menatap Abi yang sudah menyandarkan tubuhnya ke sofa.

“trus, kalo lo udah Balikan sama Luna. Pernikahan kita gimana?” ucap Syifa mulai serius.

“gue bukannya ngelarang lo balikan sama Luna. Tapi, ya.. lo kan udah nikah. Lo ngga bilang sama Luna? Gue juga ngga berharap lo bakal pertahanin pernikahan ini. Tapi seengga nya, gue butuh kepastian dari pernikahan. Lo ngga mikir sebelum terima Luna gimana resikonya?” sambung Syifa dengan raut wajah yang sulit di deskripsikan.

Abi menatapnya lama. Memikirkan setiap kata yang keluar dari mulut sang istri.

“kalo lo gimana? Mau pertahanin atau menyerah?” tanya Abli balik. Ia juga penasaran dengan jawaban Syifa.

“aku? Apa gunanya bertahan kalo yang berjuang Cuma seorang? Itu ngga ada gunanya Bi.”

“mm gue mau prepare ngampus. Ada kelas habis ini”

Syifa beranjak dari sofa dan menuju ke kamar. Abi masih diam mematung di tempat. Ia menyugar rambut dan menghela nafas kasar.

20 menit kemudian, Syifa sudah siap dengan outfit ke kampus lengkap tas ransel yang ia gendong. Syifa Mengernyit kan kening ketika melihat Abi yang sama dengan dirinya, siap dengan pakaian untuk kerja.

“ mau kemana?”

“nganterin lo.” Celetuk Abi yang membuat Syifa melongo.

“hah? Tumben. Ngga usah deh. Gue bisa naik ojol. Lagian, katanya ngga kerja?”

“ ngga usah nolak. Itung itung hemat kek.”

“dih, yaudah kalo lo maksa. Buruan, dah telat ini.” Kata Syifa sambil menarik pergelangan tangan Abi.
.
.
.
.
Kampus, 12.10 WIB

2 jam sudah Syifa menerima materi mata kuliahnya. 2 jam yang melelahkan menurutnya. Ia berjalan sambil mendengarkan ocehan dari sang sahabat. Berjalan menuju kantin yang sudah ramai dipenuhi dengan gerombolan mahasiswa. Syifa dan Ros memesan makanan dan memilih tempat duduk.

“sumpah tuh dosen nyebelin banget. Masa iya, abis magang langsung suruh buat makalah. Kan laporan belum acc. Suruh mikir lagi.” Ocehan Ros tak henti.

AbimanyuWhere stories live. Discover now